Pengamat dan Praktisi hukum pidana dari Universitas Airlangga, I Wayan Titip Sulaksana,SH , (Dok. Istemewa RADARJATIM. CO)
GRESIK [RADARJATIM. CO- Penyelidikan beberapa perkara tindak pidana korupsi yang ditangani oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Gresik membuat banyak kalangan termasuk para aktivis lokal mengelus dada, kejaksaan negeri (Kejari) Gresik dianggap kurang obyektif dalam menangani setiap permasalahan korupsi yang ada di Gresik.
Pengamat hukum pidana dari Universitas Airlangga (Unair) I Wayan Titip Sulaksana,SH menilai adanya banyak pelaporan dugaaan korupsi ke Kejari Gresik yang masih belum ada perkembangannya (progress report ) berarti menjadi bukti obyektifitas penanganan perkara di Kejari Gresik sangat rendah. Diduga, hal ini akibat adanya kedekatan hubungan personal antara pejabat di Kejari Gresik dengan Pejabat teras Gresik.
“Jika ada kedekatan personal seperti ini, maka obyektifitas dan independensi penanganan perkara patut dipertanyakan,” katanya. Minggu (23/8).
Kerjasama antara Kejari Gresik dengan sejumlah instansi di lingkungan Pemkab Gresik juga menjadi sorotan l Wayan Titib. Meski kerjasama hanya pada pencegahan, penanganan perkara perdata dan tata usaha negara, namun kerjasama itu tidak menutup kemungkinan bisa memunculkan konflik kepentingan.
“Barangkali, pelapor merasa aman kalau melapor ke Kejati atau Kejagung karena bisa jadi hubungan antara Kejari Gresik dengan Pejabat di Sana sangat dekat, Jadi Kejari Gresik harus mawas diri,” terangnya.
Dihubungi terpisah, Penggiat anti Korupsi Mamat Genio, menyatakan selama Tahun 2019-2020 belum ada bukti atau indikator prestasi kinerja Kejari Gresik dalam menuntaskan kasus-kasus Korupsi, seperti Kasus dugaan korupsi Kades Dooro Cerme,, Kasus dugaan korupsi Mantan Kades Pandanan, Kasus dugaan korupsi Camat Duduksmpeyan dll, masak sudah setahun lebih alasannya masih puldata, Pulbaket, lidik dan nunggu hasil audit, nantinya mentok kalau ditanya oleh pelapor alasannya tidak cukup alat buktinya untuk diteruskan pada tahap penyidikan akhirnya hanya bikin kecewa masyarakat dan jangan salahkan kita kalau menilai mereka ada kesan dan indikasi melindungi para koruptor, tegas Mamat
(Yud)