BUDAYA  

Warga Sekitar Protes Dan Hentikan Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara PT GJT Yang Kembali Beroperasi

Saat Warga sekitar pelabuhan protes Dan Hentikan dum Truk Muat Batu Bara dari PT. Gresik Jasatama Kembali Beroperasi, Rabu (12/8/2020) 

 

GRESIK[RADARJATIM. CO– Ratusan Warga Kelurahan Lumpur, Kroman, dan sekitarnya kembali menghentikan aktivitas bongkar muat dan truk muatan batu bara PT Gresik Jasatama (GJT) di Pelabuhan Gresik, Jalan RE. Martadinata Gresik, Rabu (12/8/2020).

Langkah ini sebagai bentuk protes dan penolakan atas kembali beroperasinya bongkar muat batu bara PT GJT di Pelabuhan Gresik yang berdekatan dengan permukiman mereka.

Warga merasa kecolongan lantaran PT GJT kembali melakukan aktivitas bongkar muat batu bara setelah sekitar 8 bulan dihentikan warga sekitar akibat debu yang ditimbulkan.

Warga baru tahu kalau aktivitas batu bara PT GJT kembali beroperasi setelah ada warga yang menghadang dump truck yang sarat muatan dengan ditutup terpal.

Warga kemudian naik ke atas dump truck dan melihat isinya. “Ternyata berisikan batu bara,” ujar Andri, salah satu warga kepada sejumlah wartawan di sela-sela penghadangan, Rabu (12/8/2020).

Baca Juga :  Aliansi Pekerja Seni Gresik Gelar Aksi Demo di Kantor DPRD Gresik Menuntut Dikeluarkan Ijin Keramaian 

General Manager PT. Pelindo III Gresik, Sugiono dan Dirut PT. GJT, Rudy Djaja Siaputra saat memberikan keterangan pers ,Rabu (12/8/2020)

Saat aksi penghadangan, ada empat warga yang sempat diamankan oleh petugas gabungan dari Polres Gresik dan Polda Jatim yang dianggap memprovokasi warga lain. Keempat warga itu kemudian dilakukan pembinaan oleh aparat keamanan.

Direktur Utama PT GJT, Rudy Djaja Saputra membenarkan kalau GJT mulai Rabu (12/8/2020), kembali melakukan bongkar muat batu bara di pelabuhan curah yang dikelolanya.

Menurutnya, beroperasinya kembali bongkar muat batu bara setelah ada izin dari pihak pemerintah, camat, lurah, dan forum masyarakat sekitar pelabuhan. Forum komunikasi dimaksud di antaranya, perwakilan dari Warga Kroman, Kemuteran, Kebungson, Lumpur, dan Tlogopojok.

“Juga dari hasil pertemuan dengan Polres Gresik beberapa kali,” katanya.

Setelah itu, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Gresik menyurati pihak Kepelabuhanan dan dinyatakan bahwa keberadaan Pelabuhan PT GJT sudah sesuai peruntukkan.

“Kemudian, KSOP juga mengirimkan surat ke Polda Jatim yang kemudian Polda Jatim memerintahkan Polres Gresik melakukan pengamanan beroperasinya kembali bongkar muat batu bara di GJT,” terang Rudy.

Baca Juga :  Nurul Hayat (NH) Zakatkita Gresik - Lamongan, Kembangkan Breeding Kambing di Desa Berdaya

Rudy juga mengungkapkan, sejak 8 November 2019 bongkar muat batu bara di GJT tak beroperasi setelah dihentikan warga atau bisa dikatakan berhenti beroperasi selama 8 bulan.

Banyak dampak yang ditimbulkan, mulai pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan tetap, outsourcing, dan tenaga harian lepas. Juga, berimbas pada kerugian yang diderita GJT sangat besar. “Rata-rata sebulan kerugian mencapai Rp 8 miliar,” ungkapnya.

Pada kesempatan ini, Rudy menegaskan bahwa terkait beroperasinya kembali Pelabuhan GJT, karena memang telah mendapatkan izin dari pemerintah, baik izin dari Kementerian Perhubungan, instansi terkait, dan Pemkab Gresik. Termasuk juga izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).

“Jadi, Amdal yang kami timbulkan di bawah ambang batas sehingga kalau ada debu yang terbang dan kena masyarakat tak membahayakan,” katanya.

“Ini terbukti dari hasil pemeriksaan warga sekitar GJT di Puskesmas Alun-Alun Gresik, tak ada masalah kesehatan dampak dari GJT,” sambungnya.

Baca Juga :  Proyek Pemasangan Box Cluvert Disinyalir Mangkrak dan Tidak Transparan di Bedilan Gresik

Rudy mengakui, saat pemuatan batu bara ke armada dari GJT untuk dikirim, tak bisa lepas dari adanya limbah batu bara yang menempel di roda kendaraan lalu jatuh ke jalan. “Namun, kami rutin melakukan penyiraman jika jalan kotor kena batu bara,” tuturnya.

Manajemen GJT, tambah Rudy, juga telah melakukan antisipasi sekecil mungkin agar saat bongkar muat batu bara, debu tak terbang ke rumah warga sekitar. “Kalau saat musim angin kami setop bongkar batu bara di pelabuhan kami,” pungkasnya.

Sementara itu, General Manager (GM) PT Pelindo III Gresik, Sugiyono mengungkapkan, PT Pelindo III yang dikelolanya termasuk mengelola pelabuhan curah berupa batu bara di PT GJT. “Jadi, kerja samanya sudah berjalan lama,” katanya.

Dia juga mengakui kalau pelabuhan di GJT per hari Rabu (12/8/2020), mulai kembali beroperasi aktivitas bongkar muat batu bara. “Jadi, per hari ini dimulai operasi dermaga curah kering di GJT,” pungkasnya. (Red)