Gresik || Radarjatim.co – Berjalan tujuh hari sudah berlalu perayaan Hari Raya Idul Fitri, namun meskipun momentum saling memaafkan berlalu. Kini kita diharuskan merayakan Tradisi Kupatan, dimana Tradisi Kupatan merupakan perayaan setelah Lebaran yang dilakukan dengan mengonsumsi ketupat.
Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Jawa dan merupakan warisan budaya lelulur yang dilakukan pada hari ketujuh setelah Lebaran, atau pada hari keenam atau ketujuh bulan Syawal.
Pada dasarnya perayaan kupatan bisa berbagai macam, seperti perayaan makan ketupat bersama-sama di masjid, mushola, atau lapangan terbuka bersama tetangga sekitar bahkan satu desa.
Ada juga biasanya dirayakan anak-anak, dimana para anak-anak tersebut bersama teman sebaya berkeliling tiap rumah, kemudian pada tiap rumah tersebut telah disediakan sebagian kecil menu kupatan, seperti Ketupat, Lontong, Lepet, Lemper terkadang juga disediakan uang koin atau uang kecil pecahan 2000/5000.an untuk dibagikan kepada anak-anak tersebut.
Momen Tradisi Kupatan bertujuan salah satunya untuk saling memaafkan setelah menjalani ibadah Ramadan, melambangkan kesucian hati dan kembalinya seseorang ke keadaan yang lebih baik setelah berpuasa, menurunkan nilai-nilai filosofis tradisi kupatan kepada masyarakat yang lebih muda, Senin (07/April/2025).
(Biro Grsk)