SUMENEP, [ radarJatim.com — Abrasi tidak lagi sekedar ancam melanda permukiman warga di kepulauan Ra’as tepatnya di Polo Talango Aeng, Desa Brakas, Kecamatan Ra’as, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Menurut Mas’awi Rois Maulana salah satu tokoh pemuda setempat sekaligus pengurus DPC J.P.K.P Kec. Ra’as mengatakan, sekarang jarak antara bibir pantai dengan pemukiman warga hanya tinggal sekitar 10 meter saja.
Bahkan, yang lebih miris lagi sudah banyak warga yang pindah tempat karena lahan rumahnya musnah oleh hantaman ombak besar di pesisir pantai.
“Dulunya selain pemukiman warga, disini juga ada pemakaman sesepuh kami yang menjadi korban abrasi. Dan ini harus segera ditangani sebab jika tidak kami khawatir pulau kami akan tenggelam,” Katanya.
“Manakala sudah tiba musim angin barat maka yang terjadi bibir pantai pulau kami selalu terkikis kurang lebih 3-4Meter tiap tahun dan pernah sampai 6 meter, Ini sungguh berbahaya untuk keberlangsungan lingkungan hidup kami,” Tutur Mas Rois sa’at wawancara dilokasi, Senin (25/01/2021).
“Semoga saja video yang saya share ke group-group kabupaten Sumenep didengar langsung sama pak bupati,” Harapnya.
Mendengar keresahan saudaranya di kepulauan Bang Didi Julak juga angkat bicara, saya sebagai bagian dari keluarga besar DPD J.P.K.P Kab. Sumenep sangat prihatin melihat kondisi pulau tersebut. Saya harap pihak pemerintah kabupaten Sumenep dengar dan tidak meremehkan peristiwa yang mengancam lingkungan serta hidup warga Talango Air.
“Dalam upaya mengatasi persoalan ancaman abrasi di pulau Talango Air secepatnya saya akan runding bersama pimpinan dan pengurus harian. Nanti malam saya akan menyampaikan langsung ke pimpinan agar disegerakan komunikasi dengan Dinas PUPR meminta untuk sementara supaya menempatkan beberapa karung pasir penahan ombak di sepanjang bibir pantai yang rawan abrasi,” Kata Bang Didi sa’at dihubungi via telpon.
Selain itu, pihaknya akan berkoordinasi langsung dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk mencari solusi mencegah dampak abrasi agar tidak lebih meluas.
“Mungkin kami akan menghadap ke DLH memohon supaya direncanakan sosialisasi dan penanaman bibit bakau, dengan pemanfaatan tanaman bakau tersebut juga sangat perlu dipahami oleh masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif membantu menjaganya.
“InsyaAllah Dengan adanya sosialisasi tersebut, diharapkan masyarakat dapat lebih mengerti dan memanfaatkan tanaman bakau, sebagai salah satu upaya pencegahan abrasi yang ada di wilayah kepulauan,” Pungkasnya. (Igst/Didi Julak )