GRESIK || RADARJATIM.CO – Masyarakat Pulau Bawean Kabupaten Gresik menyampaikan pengaduan atas keresahan mendalam dan kekhawatiran yang semakin meningkat terkait dugaan praktik pembuangan limbah medis yang sangat tidak sesuai standar oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umar Mas’ud Bawean. Limbah medis, yang seharusnya dikelola melalui prosedur ketat dan aman, dilaporkan ditemukan berserakan di pinggir sungai. Praktik ini menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan di pulau tersebut.
Keluhan ini muncul dari keprihatinan sejumlah warga yang menyaksikan pembuangan sampah medis secara sembarangan, termasuk barang-barang berbahaya seperti jarum suntik, perban bekas yang terkontaminasi, dan sisa cairan medis. Paparan langsung terhadap limbah ini berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat, terutama anak-anak yang kerap bermain di sekitar area sungai.
Atas Kasus tersebut Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) KSM Sangkapura, Junaidi mengatakan masalah ini telah menjadi keluhan yang berlangsung cukup lama. “Berdasarkan pengaduan warga, kami telah beberapa kali berupaya mengingatkan pihak RSUD Umar Mas’ud Bawean mengenai praktik pembuangan sampah medis yang terindikasi kuat melanggar aturan pengelolaan limbah medis,” ujar Junaidi.
Ia menambahkan, “Sayangnya, teguran kami seolah tidak digubris. Kondisi ini terus berlanjut dan semakin meresahkan warga karena mengabaikan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta regulasi lingkungan hidup terkait pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).”
LSM GMBI KSM Sangkapura mendesak RSUD Umar Mas’ud Bawean untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh dan perbaikan mendasar terhadap sistem pengelolaan sampah medisnya. Tindakan tegas dan segera sangat diperlukan untuk menghentikan praktik berbahaya ini dan memastikan bahwa limbah medis tidak lagi menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan Pulau Bawean.
“Kami sangat prihatin dengan ketidakpedulian yang ditunjukkan dalam penanganan limbah medis yang krusial ini. Ini bukan hanya masalah kebersihan, tetapi juga masalah serius yang berpotensi menimbulkan pandemi penyakit akibat kontaminasi lingkungan,” tegas Junaidi.
Junaidi menekankan urgensi keterlibatan pihak berwenang. “Kami berharap agar pihak yang berwenang, termasuk Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Dinas Lingkungan Hidup dan instansi terkait lainnya, dapat segera turun tangan meninjau langsung permasalahan ini Jika terbukti ada pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai pengelolaan limbah medis dan limbah B3, kami mendesak agar sanksi tegas diberikan sesuai dengan hukum yang berlaku.”Ujarnya
Potensi sanksi yang dapat dikenakan antara lain adalah peringatan tertulis, denda administrasi, pembekuan izin operasional, hingga tuntutan pidana bagi pihak yang bertanggung jawab, sebagaimana diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan seperti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta peraturan terkait pengelolaan limbah medis.
Menindaklanjuti keresahan warga dan belum adanya respons memadai dari pihak rumah sakit, LSM GMBI KSM Sangkapura berencana akan mengirimkan surat resmi kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik untuk melaporkan dugaan pelanggaran ini dan mendesak dilakukannya investigasi serta penindakan yang proporsional.
Masyarakat Pulau Bawean menanti tindakan konkret dan tegas dari Pemkab Gresik dan pihak terkait untuk segera menyelesaikan permasalahan serius ini demi menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan pulau yang mereka cintai.
Sementara ini Radarjatim.co konfirmasi ke Kadinkes Gresik dr. Mukhibatul Khusna terkait pengaduan warga ats pembuangan limbah medis RSUD Umar Mas’ud Bawean belum ada respon hingga berita ini ditayangkan. Kamis (25/9/2025)
(Red)
