Surabaya | radarjatim.co ~Kekerasan fisik antar siswa terulang lagi terjadi di sekolah menengah pertama 2. surabaya
pihak sekolah lamban dalam penanganan medis dan pelaporan ke pihak berwajib Senin (30/09/2024)
Dunia pendidikan Kota surabaya yang dirasakan oleh para wali siswa mengalami banyaknya kejanggalan dan kemunduran dalam mendidik, banyaknya persoalan di lembaga didik saat ini, seperti maraknya pungli mengatasnamakan sumbangan,
jual beli seragam, buku LKS dan berbagai pungli lainnya, belum lagi Kasus bullying terhadap peserta didik, seperti kasus siswi baru yang terjadi disekolah negeri menganti, gresik.
hanya beda pendapat dengan kakak kelasnya hingga matanya ditusuk lidi pentol di lingkungan sekolah.
update Terbaru, kekerasan terulang kembali pada peserta didik di SMPN 42 Surabaya (30/09/2024. 13:30 wib).
menambah Catatan terburuk bagi dunia pendidikan di Surabaya.
Saat dikonfirmasi wartawan dugaan adanya bullying di SMPN 42, irma slaku guru BK menjawab benar adanya, dan saat itu juga langsung kami tangani, ujarnya. (30/09/204)
Awak media lanjut menanyakan terkait penanganan si korban, anak iqbal (korban pengeroyokan)
langsung kami bawa ke ruang P3K dan kami obati, ungkap irma guru BK.
Saat itu orang tua korban bernama wahyu juga berada satu ruangan bersama awak media, dia tidak terima anaknya dikeroyok lebih dari 10 orang oleh kakak kelasnya.
Informasi dihimpun wartawan, pengeroyokan terjadi senin 30/09/2024, 14 : 30. terhadap korban bernama iqbal kelas 7, akibatnya sobek di pelipis mata kiri dan luka goresan di dadanya hingga korban mengalami gangguan mental. mirisnya, dengan luka seperti itu, seharusnya pihak sekolah merujuk ke RS terdekat.
Namun pasca pengeroyokan, Titis selaku kepala sekolah smpn 42 tidak berada dikantor, beliau menerima piagam khusus penghargaan adiwiyata dijakarta, namun selama kepsek tugas luar, Titis lebih intensif memantau perkembangan penanganan Bullying di SMPN 42.
Bahkan Titis belum melaporkan kasus bullying ini ke polsek asemrowo dan sanksi jerah terhadap pelaku pengeroyokan kepada anak iqbal hingga korban mengalami Gangguan mental.
Pihak sekolah sepertinya lambat dalam penanganan medis dan tindakan pelaporan kepihak berwajib, seakan menutupi terjadinya Bullying di smpn 42 surabaya.
Kasus bullying seringkali terjadi di sekolah sekolah, baik tingkat dasar maupun tingkat atas,
Adapun terkait pasal bullying di sekolah, baik pasal bullying fisik dan pasal bullying verbal, Pasal 76C UU 35/2014 mengatur setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukannya .
Dinas pendidikan terkait seharusnya memberi arahan atau sangsi tegas kepada pihak sekolah yang bisa merusak mentalitas anak didiknya”. Ucap salah satu wali murid.
Sampai berita ini diturunkan, Kepala sekolah smpn 42 tidak berani mengambil keputusan terhadap pelaku bullying, bahkan awak media berkali kali menghubungi Sariatin Humas SMPN 42 lewat telp seperti mengabaikan hak jawab dari awak media mhn ijin Bunda untuk pemberitaan ini dikonfirmasi pihak sekolah dulu atau saya terbitkan, mohon n petunjuknya🙏
(Red)