Surabaya | radarjatim.co -:sanksi terlalu ringan di pengadilan Surabaya komisi D DPRD Surabaya gelar rapat kordinasi (Rakor) terkait temuan Es krim beralkohol yang dijual bebas
di salah satu tenant mall dikawasan Surabaya barat. Rabu (23/04/2025).
Giat Rakor dipimpin ketua komisi D DPRD dr.Akmarawita Kadir
dihadiri oleh Organisasi perangkat Daerah (OPD) terkait.
di antaranya Dinas kesehatan(Dinkes)satpol PP,Dispendik,Dinas koperasi UMKM dan perdagangan,Balai besar POM ,DPMPTSP Surabaya.
Terungkap dalam rapat tersebut bahwa Es krim tersebut mengandung Alkohol ditemukan pertama kali pada 5/04/ 2025
Pada salah satu gerarai dipusat perbelanjaan oleh satpol PP.
Produk tersebut mengandung alkohol jenis likuer dengan kadar etanol mencapai 3,5% ,produk tersebut tidak memiliki ijn edar pangan olahan sesuai standar,tidak mencantumkan
label non-halal meskipun menggunakan bahan beralkohol
dalam proses produksi pembuatannya.
Perwakilan dari BPOM Surabaya Hesti menyampaikan bahwa
Pengawasan kandungan bahan makanan rutin dilakukan kerja
sama dengan OPD terkait,namun dalam kasus ini ,ia mengakui
belum ada regulasi yang mengatur secara spesifik,mengenai
makanan dengan campuran alkohol seperti Es krim ini.
Sarana produksinya pun tidak terpisah dari kegiatan rumah tangga juga peralatannya belum memenuhi standar,kami menemukan sisa likuer saat pemeriksaan dilokasi” pungkasnya.
Dinas kesehatan Surabaya dr.Renggar menjelaskan bahwa lokasi produksi berada dikawasan merkoducu indah Surabaya.
Dinkes bersama BPOM dan OPD terkait telah melakukan klarifikasi permasalahan tersebut dengan pemiliknya.
Hasilnya pemilik mengakui bahwa produk yang di jual mengandung alkohol dengan jenis Bourbon dalam proses produksi Es krimnya,ia menjelaskan bahwa produknya bahkan
tersebar di berbagai kota lain diantaranya ada di Semarang,j,
Jogjakarta,hingga di Bali.
Dari Dinas koperasi dan perdagangan kota Surabaya Sandy
menambahkan bahwa Es krim tidak termasuk dalam katagori
minuman beralkohol,menurut peraturan perdata tahun 2003.
melainkan masuk dalam katagori makanan pencuci mulut.
Namun pihaknya tetap menindak karna adanya benner promosi berbau minuman keras,terpampang benner promosi Es krim disampingnya ada minuman keras jeck Daniel,s,wine
Hal ini sudah melanggar pasar 69 perda 2023 karna menampilkan unsur visual minuman alkohol secara terbuka di tempat umum atau keramaian.
Sementara dari DPMPTSP Taufik menjelaskan usaha tersebut
mendapatkan izin secara otomatis lewat sistem OSS karna di
Katagorikan sebagai risiko rendah.
Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan besar dari anggota
Dewan, kalau hal ini tidak viral bisa jadi hal ini tidak akan terdeteksi ” ujarnya.
Kritik paling tajam datang dari dr,Zuhrotul Mar’ah anggota Dewan dari partai PAN ia menggecam minimnya dan ringan sanksi terhadap pelanggaran ini.
Cuma dikenakan Denda Rp 300 ribuserta pernyataan saja dan
boleh buka kembali ,itu sangat terlalu ringan,kita harus tegas apalagi menyangkut kesehatan generasi muda ” pungkasnya.
dr,zuhroh juga menyinggung perlunya pemeriksaan berkala Ter
hadap produk UMKM,khusunya yang berpotensi dikosumsi oleh anak anak.
Hal senada juga disampaikan oleh Imam Syafi’i turut menyoroti tanggung jawab pengelola mall ,seharusnya mall memiliki sistem pengawasan terhadap tenant yang mereka berikan izinkan beroperasi.
Kalau tentang menjual produk bermasalah pemilik mall juga harus ikut bertanggung jawab ” pungkasnya tegas.
Ia juga menyoroti perda no 1 tahun 2023 tentang perdagangan
dan perindustrian yang seharusnya memberikan sanksi tegas
berupa denda Rp 50 juta atau kurungan minimal tiga bulan.
(BSK)
