Gresik { radarjatim.co ~ Rusa Bawean (Axis Kuhlii) jenis rusa yang endemik di Indonesia yang dilindungi dan saat ini hanya ditemukan di Pulau Bawean, spesies ini tergolong langkah dan habitatnya hampir punah.
Menurut keterangan Kepala Resort Konservasi 11 Wilayah Bawean, Syamsi bahwa di penangkaran Rusa yang berada di dusun batu raya Desa Pudakit Timur kecamatan Sangkapura sekarang ini ada sekitar 30 ekor rusa, sangat memperihatinkan sekali jika Satwa Langkah ini terus dibiarkan tanpa adanya campur tangan dari Pemerintah Kabupaten Gresik.
Diketahui oleh pihak KSDA’E Wilayah Bawean bahwa tempat penangkaran rusa Bawean satu (1) bulan yang lalu banyak terdapat kerusakan pada tembok penangkaran dan tempatnya yang begitu kotor sehingga membuat rusa tidak terurus sampai kurus, meskipun sudah ada dua orang yang bekerja selaku kiper yang di tugaskan untuk merawat Rusa Bawean tersebut.
Syamsi menambahkan, bahwa lahan penangkaran rusa Bawean seluas 6 hektar yang mulanya milik Sudir warga dusun Pudakit Timur akhirnya dijual kepada mantan PJ Sekda Pemkab Gresik ( Nadlif ) tetapi Sudir sendiri masih di percaya sebagai pengelolanya, tegasnya Syamsi kepada wartawan media Radarjatim.
Pihak pengelola dari penangkaran rusa Bawean merasa kesulitan untuk merawat tempat dan habitatnya disebabkan tidak adanya anggaran, walaupun sudah pernah mengajukan ke Pemkab Gresik terkait dengan masalah ini.
Hal ini membuat pihak kepala konservasi wilayah 11 Bawean melakukan dan mencari solusinya, dari perkenalan dengan salah satu Lembaga Ilmu Peneliti Indonesia yang berada di Bogor, Profesor doktor Gono, S., melalui telepon selulernya menceritakan masalah ini dan meminta bantuan.
Profesor Doktor Gono, S, merespon dengan positif atas kepeduliannya terhadap Satwa Endemik yang berada di Pulau Bawean, akhirnya mendapatkan bantuan Dana dari ZGAP dari Jerman sekitar Rp.30 juta untuk perbaikan tembok kandang penakaran rusa yang rusak dan untuk pemeriksaan rusa itu sendiri terkait dengan gizinya, hal ini tidak cukup sampai disini aza karena kepedulian terhadap Satwa yang sangat Langkah yang berada di Pulau Bawean.
Syamsi, selaku ketua Konservasi 11 Wilayah Bawean berharap hal ini bisa mendapatkan respon yang cepat dari Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani terhadap Satwa Endemik yang berada di Pulau Bawean yang hampir punah dan bisa menjadikan aset penting untuk Gresik, tegas Syamsi, Minggu (2/9/2021).
Sufairi ~ Rjned






