Prestasi SD IT AL Huda Terus Meroket, 2 Tim  Peneliti Cilik, Sabhengan & Penthor Raih Medali Perak  di Kompetisi Internasional

Gresik [ Radarjatim.co~Dunia pendidikan PULAU BAWEAN KABUPATEN Gresik patut bangga atas prestasi yang diraih oleh 2 tim peneliti cilik SD IT AL HUDA BAWEAN . Berkat keberhasilanya dalam menemukan sabhengan yang dapat mengusir hewan pengganggu dan hama di sawah tanpa menggunakan racun pestisida dan juga alat penthor yang menjebak kepiting tanpa merusaak biota laut mereka berhasil meraih medali perak diajang internasional AISEEF (Asean Internasional Science Enveromental and Enterprenuer Fair) tahun 2021. Kepastian menjadi juara diperoleh saat closing ceremony AISEFF selasa (23/02) yang disiarkan secara langsung melalui canal Youtube dan juga zoom awarding. Mereka berhasil menyisihkan banyak peserta dari berbagai negara seperti Malaysia, singapura, Thailand, Vietnam dan Iran. Berawal dari keresahan masyarakat yang selalu mengusir hama dan hewan pengganggu di sawah menggunakan racun bahan kimia dan juga inovasi untuk menangkap kepiting tanpa menghilangkan generasi kepiting seterusnya serta tidak mengganggu biota laut lainnya 2 tim peneliti cilik yaitu

tim sabhengan yang beranggotakan lima peneliti cilik diantaranya Nadyah syena BJ sebagai ketua tim, Nurhaliza, Qotrun Nada Salsabila, Ahmad Barikie Ali dan Daniel karim mulai melakukan penelitian guna memecahkan problem masyarakat ini. “banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa dampak dari penggunaan racun atau bahan kimia pengusir hama dan hewan pengganggu dapat merusak lingkungan sehingga mnyebabkan ekosistem sekitar mati karna terkena dampak tersebut, serta pertumbuham padipun juga tercampur dengan bahn kimia tersebut
Setelah 3 bulan bekerja keras melakukan riset, mereka berhasil memanfaatkan mainan tradisional yang bernama Sabhengan untuk mengusir hewan dan hama tersebut dengan menggunakan suara infrasonik yang di keluarkan oleh sabhengan sehingga alat ini lebih ramah lingkungan karna tidak mengganggu ekosistem sekitarnya. Selain diklaim tidak merusak lingkungan , sabhengan ini juga bahan bahannya mudah di dapatkan dan juga banyak yang menyenangi permainan tradisional ini. Penelitian sabhengan ini di dampingi oleh Ust. Rissky wahyu saputra dan TIM SD IT AL HUDA BAWEAN.

Baca Juga :  Staf Ahli APKASI Gelar Pertemuan Dengan Bupati Gus Yani, Tawarkan Kerjasama Dibidang Pengembangan Mutu Pendidikan Bagi Tenaga Pendidik

Tim ke 2 yaitu tim penthor yang beranggotakan lima peneliti cilik terdiri dari afkarina purnama sebagai ketua kelompok, raka zayyan malik, vina hikmatun nazila, rahib asyhar dan muhamma nashiruddin melakukan penelitian guna memecahkan problem masyarakat ini. “mayoritas penduduk di pulau bawean bekerja sebagai nelayan, dan banyak nelayan di bawean maupun di luar bawean yang masih belum menyadari bahwasanya penggunaan cantrang sangaylah berdampaak dengan biota laut lainnya, sehingga mengganggu regenerasi biota laut lainnya di karnakan tertangkap secara acak oleh alat cantrang ini

Baca Juga :  Mahasiswa Magang Fakultas Hukum UMM Aktif Berkontribusi dalam Peningkatan Kapasitas BPD Kecamatan Bumiaji

Setelah 1 bulan bekerja keras melakukan riset, mereka berhasil sedikit memodifikasi sebuah alat yang bernama penthor, penthor ini salah satu alat jebakan kepiting yang tidak merusak biota laut lainnya, karna yang di tangkap oleh alat penthor ini adalah jenis kepiting atau rajungan yang sudah besar sehingga biota laut lainnya terselematkan dan tidak mengganggu regenerasi dari biota lut lainnya . Selain diklaim tidak merusak biota laut lainnya , penthor ini juga bahan bahanyya mudah di dapatkan dan juga mudah di buat sehingga lebih mempermudah nelayan untuk mendapatkan jenis rajungan yang besar. Penelitian penthor ini di dampingi oleh usth. Evi cornelia sinsu dan TIM SD IT AL HUDA BAWEAN.

 

Temuan ini telah dilakukan beberapa kali pengujian dan hasilnya cukup memuaskan. “kami sadar kalau temuan ini masih jauh dari sempurna, tetapi kami senang sudah ikut berkontribusi dalam mengatasi problematika lingkungan sehingga dapat menjaga keramahan lingkungan dengan pengembangan inovasi dan pemanfaatan permainan” kata afkarina dan nurhaliza salah satu anggota tim yang sangat senang dengan kompetisi ini.

Baca Juga :  PELANTIKAN PENGURUS PGRI SITUBONDO BERJALAN LANCAR

AISEEF adalah ajang kompetisi peneliti muda yang diselenggarakan oleh Indonesia Young Scientist Asosiation (IYSA). Tahun ini kompetisi ini diikuti oleh 500 peserta baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, diajang AISEEF ada tiga kategori award yang diperebutkan antara lain gold medal, silver medal dan bronze medal. Untuk dapat meraih medali perak 2 tim peneliti cilik SD IT AL HUDA BAWEAN harus berjuang melalui beberapa tahapan, mulai pengiriman abstrak, hasil riset dan paling menegangkan saat presentasi didepan juri. Selain mendapatkan medali perak di kejuaraan internasional TIM SABHENGAN juga mendapatkan SPECIAL AWARD dari IYSA berupa tiket gratis untuk mengikuti LOMBA INTERNASIONAL yaitu IICYMSI 2021 seharga 300 USD.

Berkat kerja keras seluruh tim guru SD IT AL HUDA BAWEAN dan tim peneliti cilik .Menurut ketua yayasan darul fikri dan Seluruh tim SD IT AL HUDA BAWEAN keberhasilan ini patut disyukuri sekaligus dapat menjadi jalan pembuka bagi Sekolah lainya untuk berprestasi.

(Sugri)