Foto: Tewasnya supir travel/(ilustrasi/pixabay)
Jambi |Radarjatim.co – Kasus kematian tragis yang menimpa Matnur (48), seorang sopir travel asal Tanjung Jabung Barat, Jambi, masih menyisakan misteri. Jenazah Matnur ditemukan di daerah Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan pada 11 September 2024, setelah sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarganya pada 9 September 2024. Sampai saat ini, pihak kepolisian masih memburu tiga orang terduga pelaku yang diduga terlibat dalam kematian korban.
Menurut Komisaris Besar Polisi Andri Ananta Yudhistira, yang menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jambi, tim gabungan yang terdiri dari Polda Jambi, Polres Tanjung Jabung Barat, dan Polres Musi Banyuasin terus melakukan pengejaran terhadap tiga terduga pelaku. “Masih diburu, mohon doanya agar segera tertangkap,” ujar Andri dalam keterangan persnya pada Senin, 23 September 2024.
Ketiga terduga pelaku yang telah berhasil diidentifikasi polisi berinisial HS, warga Tulang Bawang, Lampung; AT, warga Jambi; dan AL, warga Bayung Lencir, Sumatera Selatan. Setelah melakukan serangkaian penyelidikan mendalam, pihak kepolisian berhasil mengungkap identitas ketiga terduga pelaku tersebut.
Pihak kepolisian juga mengimbau kepada para pelaku untuk segera menyerahkan diri. “Kami harap para terduga pelaku sadar dan segera menyerahkan diri kepada pihak berwajib,” tegas Andri.
Kasus ini bermula dari laporan orang hilang yang diajukan oleh keluarga Matnur pada 9 September 2024. Pada saat itu, keluarga melaporkan bahwa mereka telah mencoba menghubungi Matnur, namun ponselnya tidak aktif. Beberapa hari kemudian, pada 11 September 2024, jenazah Matnur ditemukan di Bayung Lencir oleh pihak berwenang setempat.
Jenazah kemudian diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Jambi. Hasil autopsi menunjukkan bahwa korban meninggal dunia bukan karena luka bakar atau benda tajam, namun karena sumbatan pada hidung dan mulut, serta adanya jeratan di leher. Penyebab kematian dipastikan akibat lakban yang menutupi hidung dan mulut korban, serta adanya patahan pada tulang leher keenam yang menyebabkan pembuluh darah besar di leher korban putus.
Direktur Ditreskrimum Polda Jambi, Kombes Pol Andri Ananta, menambahkan bahwa dari analisa alat bukti, kasus ini tergolong sebagai perampokan. Setelah membuang jenazah korban, para pelaku melarikan diri dengan membawa mobil milik korban. Jenazah Matnur sendiri ditemukan di sekitar tempat pembakaran sampah, namun polisi memastikan bahwa korban tidak dibakar. “Lokasi jenazah ditemukan di tempat pembakaran sampah, tetapi korban tidak dibakar,” jelas Andri.
Saat ini, pihak kepolisian masih terus mengerahkan segala daya untuk menangkap para terduga pelaku. Tim gabungan yang dibentuk oleh Polda Jambi, Polres Musi Banyuasin, dan Polres Tanjung Jabung Barat melakukan operasi pencarian intensif di berbagai wilayah yang diduga menjadi tempat persembunyian ketiga terduga pelaku. Polisi juga bekerja sama dengan pihak terkait di wilayah-wilayah yang berpotensi menjadi jalur pelarian.
Kombes Andri mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan melaporkan jika melihat atau mengetahui keberadaan ketiga terduga pelaku. “Kami sangat mengharapkan bantuan dari masyarakat untuk memberikan informasi jika melihat orang-orang yang mencurigakan. Informasi sekecil apapun sangat berarti bagi kami,” tuturnya.
Dengan berbagai upaya yang terus dilakukan oleh aparat kepolisian, diharapkan ketiga pelaku segera tertangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Kematian Matnur yang tragis ini menjadi peringatan bagi masyarakat, terutama bagi para sopir yang bekerja di sektor travel, untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam menjalankan aktivitas mereka.
(Red)