Komisi D DPRD Surabaya Usulkan Unsur Budaya Lokal pada Proyek Taman Bhineka Nusantara Creative Center

Oplus_131072

Surabaya | radarjatim.co- Komisi D DPRD Surabaya menggelar rapat dengar pendapat membahas terkait proyek Taman Bhineka Nusantara yang digagas oleh yayasan Pondok kasih.

Rapat dipimpin oleh Arjuna Riski Dwi Krinayana dan dihadiri oleh
Perwakilan Beda tapi Mesra (FBTM) yayasan pondok kasih, Dinas kebudayaan kepemudaan dan olahraga serta pariwisata (Disbudporapar) Serta Dinas pendidikan (Dispendik) kota Surabaya, Selasa ( 11/03/2025).

Indah Wati ketua yayasan pondok kasih memberikan penjelasan bahwa Taman Bhineka Nusantara creative center didesain sebagai tempat edukasi dan wisata budaya yang banyak menampilkan rumah budaya yang ada di Nusantara ada 9 rumah adat dari berbagai wilayah di Nusantara Indonesia,selain itu juga dilengkapi dengan fasilitas kuliner yang menyajikan makanan khas daerah Nusantara,area pelatihan pertanian urban farming, greenhouse,juga ruang refleksi.amphitheater yang berkapasitas
250 orang dan tujuh rumah peribadatan yang berdampingan letaknya menjadikan contoh keberagaman agama di Indonesia.

Baca Juga :  Bupati Gresik Ajak Tingkatkan Kerja Sama Anggota DPRD Baru Bersama Eksekutif Dalam Membangun Daerah

Kami akan menciptakan ruang edukasi yang memungkinkan
Anak anak dan pengunjung untuk belajar tentang budaya dan
adat istiadat Indonesia,” pungkas Indah Wati pada komisi D.

Nantinya juga Taman Bhineka akan menyediakan area Taman
Bermain ramah Anak ,ruang pertemuan dan tempat sovenir khas Indonesia seperti ada kain khas Nusantara dengan luas area sekitar satu hektar yang terletak di kawasan Keputih ini diharapkan menjadi destinasi wisata edukasi yang menampilkan keberagaman budaya Indonesia pada masyarakat terutama anak anak agar bisa lebih mengenal Budayanya.

Anggota komisi D DPRD Surabaya dr.D Zuhrotul Mar’ah menekan
kan juga memberi masukkan agar memasukkan unsur budaya
Lokal Surabaya didalamnya seperti ketoprak,ludruk, tari tarian
agar menyediakan ruang bagi budaya khas Surabaya yang bisa menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan dan pelajar untuk bisa lebih dekat mengenal budaya Surabaya karna berdirinya
Taman Bhineka di kota Surabaya ” pungkasnya.

Baca Juga :  Sidak Dirumah Pompa Air Pengendali Banjir, Bupati Gus Yani Temukan Tumpukan Sampah

Sementara’ anggota lainnya komisi D Imam Syafi’i memberikan
ulasan bahwa proyek ini merupakan upaya positif yang perlu
mendapat dukungan dari berbagai Dinas terkait pemerintah kota Surabaya.
Saya melihat ini bukan tempat wisata biasa tetapi juga destinasi edukatif yang bisa melibatkan berbagai Dinas pemerintah kota Surabaya diantaranya dengan dinas pendidikan, dinas koperasi
dan UMKM serta Dinas pertanian.
Yang perlu diperjelas bagaimana pola kerja sama dan peran masing masing pihak agar taman ini bisa berkembang tanpa bersaing dengan destinasi wisata yang sudah dikelola oleh
Pemerintah kota” pungkasnya.

Dari Disbudporapar Surabaya menyoroti aspek biaya dan aksesibilitas bagi masyarakat. Sofyan memberikan contoh penjelasannya soal hal tiket masuk
ke taman Bhineka Nusantara ,apakah berbayar atau tidak untuk siswa siswa sekolah dari paud ataupun SD.

Baca Juga :  Soal Aplikasi Pembukuan,Mantan Dirut PDAM Kota Madiun : "Yang mana itu?"

Hal itu apakah seperti kerja sama antara Kebun binatang Surabaya anak anak paud sampai SD dan guru pendamping
tidak dikenakan tiket, kalau orang tua pendamping ya harus membayar tiket ,kalau programnya seperti kebun binatang, maka kami bisa mencoba memasukkan program tersebut ke dalam sistim Edu City karna ini bisa membantu dalam memperluas akses pendidikan untuk lebih mengenal budaya bagi anak anak di Surabaya ” ujar Sofian.

Hasil rapat mencatat berbagai masukkan nantinya akan menjadi
bahan pertimbangan bagi pengelola Taman Bhineka dalam mengembangkan dan mempromosikan program proyek tersebut, Komisi D akan mengkoordinasikan model kolaborasi kerjasama terbaik antara yayasan pondok kasih dengan pemerintah kota
Surabaya,taman Bhineka Nusantara diharapkan dapat menjadi destinasi wisata edukatif yang nantinya bisa memperkuat nilai nilai toleransi dan keberagaman budaya di Indonesia .

(BSK)