BUDAYA  

Karang taruna desa Pulopancikan Gresik merintis Cafe Klenteng untuk menuju Desa Mandiri.

Gresik [Radarjatim.co ~ Menatap pandemi dimana peluang usaha yang minim, Karang Taruna desa Pulopancikan yang tergabung dalam kartar pulau kencana Desa Pulopancikan membuat terobosan dengan membuka usaha Desa Mandiri yaitu Cafe Kopi Klenteng yang dilaunching hari ini sabtu (13/02).

Soft opening ini sendiri dihadiri oleh beberapa perangkat desa dan perwakilan dari media sosial maupun media online. Hadir kepala desa Pulopancikan Bpk. Ahmad Afandi yang mengutarakan akan mendukung langkah positif ini dan siap membackup program ini sepenuhnya.

Dimana langkah untuk menuju Desa Mandiri sangat menginspirasi desa-desa lainnya untuk membuat terobosan positif lainnya.

Kenapa dinamakan Cafe klenteng? Karena posisi yang bersebelahan dengan tempat ibadah Klenteng Kim Hin Kiong, Menurut beberapa keterangan sejarah, Klenteng Kim Hin Kiong merupakan klenteng tertua di Jawa Timur, yang sudah ada pada zaman Majapahit. Usianya diperkirakan mencapai 379 tahun. Konon, klenteng ini dibangun oleh orang-orang Tiongkok yang merantau, dan kemudian menetap di Gresik.

Menilik letaknya yang bersebelahan dengan Klenteng diharapkan Sekcam Gresik untuk selalu menjunjung tinggi nilai toleransi, agar program ini menjadi percontohan kerukunan diantara umat beragama.

Lahan cafe sendiri dimiliki personal, adalah kepunyaan Sdr. Abdullah yang biasa dipanggil lala dan mekanisme pembagian hasil pengelolaan cafe 50% dengan pemilik lahan diharapkan akan memberi pemasukan mandiri kepada kas karang taruna untuk kegiatan – kegiatan operasional kartar.

Selain live music, soft opening ini menghadirkan Talkshow dengan pembicara Firmansyah (Radar Gresik), Ahmad Afandi (Kepala Desa Pulopancikan), Wandik (Sekcam Gresik), Warsito Elem (Gresik Sumpek).

Kepala desa sendiri akan memantau terus perencanaan kegiatan yang dilakukan kartar sehingga akan siap mengucurkan dana yang akan membantu operasional kegiatan tersebut.
Sekcam Gresik menghimbau untuk kelangsungan cafe ini hendaknya nilai-nilai toleransi tetap dijaga.
Warsito Elem, pembina Gresik Sumpek menuturkan sisi budaya yang diangkat menjadi konsep cafe ini sangat positif dan menghidupkan nilai budaya yang dimiliki kota Gresik ini.

Untuk proses kedepannya pengelolaan cafe ini sangat diharapkan professionalitasnya sehingga instansi desa tidak ragu untuk terus mensupport kelangsungan program bagus ini. (indhaa)