Bupati Pasuruan H. Rusdi Sutejo saat menginterogasi para pelaku pemerasan. (Foto: istimewa)
PASURUAN | radarjatim.co — Tiga warga Desa Curah Dukuh, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan yang mengaku sebagai ahli waris tanah di kawasan Pasuruan Industri Estate Rembang (PIER) ditangkap polisi lantaran diduga memeras PT Liquefied Natural Gas (LNG) pada Kamis (10/4/2025).
Wakapolres Pasuruan Kota Kompol Yokbeth Wally mengatakan, tiga tersangka yakni AF (63), S (55), dan FF (27). Kasus itu bermula saat pihak PT LNG melakukan pemasangan pipa gas. Ketiga tersangka mendatangi lokasi proyek dan meminta agar menghentikan pekerjaan.
Tersangka beralasan soal legalitas tanah di lokasi pemasangan pipa gas tersebut. Tersangka meminta uang kepada perusahaan sebesar Rp60 juta sebagai kompensasi. Jika tidak dipenuhi, tersangka mengancam akan memblokade pintu masuk.
“Karena khawatir keselamatan pekerja dan kelanjutan proyek, korban akhirnya menuruti permintaan tersangka,” ucap Kompol Yokbeth dalam konferensi pers di Polres Pasuruan Kota, Senin (14/4/2025).
Merespons hal itu, Bupati Pasuruan H. Rusdi Sutejo menyampaikan pentingnya menjaga kenyamanan dan keamanan bagi para pelaku usaha. Industri di Kabupaten Pasuruan terus tumbuh agar ekonomi juga ikut tumbuh.
“Saya apresiasi langkah tegas dari kepolisian yang langsung menangkap tiga orang yang diduga preman dan mengganggu investasi,” ujarnya, Senin (14/4/2025).
Bupati yang akrab dipanggil Mas Rusdi itu menuturkan, sudah menjadi tugas bersama untuk terus berkolaborasi menciptakan kondusifitas wilayah. Hal itu bertujuan agar menciptakan rasa aman dan nyaman bagi investor.
“Proyek ini penting bagi kelangsungan distribusi energi nasional. Tetapi juga diharapkan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi,” tandasnya.
Sebelumnya, beberapa warga mendatangi PT LNG yang ada di kawasan PIER pada Kamis (10/4/2025). Kedatangan mereka untuk menanyakan ganti rugi terhadap tanahnya yang dipakai oleh PT LNG.
Namun tidak berselang lama, anggota Polres Pasuruan Kota mengamankan tiga orang yang diduga mengganggu aktivitas proyek strategis nasional milik PT LNG tersebut. Dari tangan tiga orang itu polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa uang tunai Rp 5 Juta.
