Gresik || radarjatim.co – Warning keras yang selama ini dilontarkan Ketua LSM GMBI KSM Sangkapura, Junaidi, akhirnya terbukti di lapangan. Sebuah truk bermuatan besi terjungkal di kawasan Desa Tanjung Ori, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Kamis (17/4/2025) diduga akibat kelebihan muatan (overloading) saat keluar dari pelabuhan.
Junaidi selama ini sebagai aktivis dikenal vokal dalam mengkritisi praktik bongkar muat di Pelabuhan Bawean yang dinilainya sarat pelanggaran, khususnya menyangkut batas tonase kendaraan angkut. Tragedi hari ini menjadi semacam pembuktian pahit atas minimnya kontrol serta dugaan pembiaran sistemik yang sudah lama dikhawatirkan, akhirnya terbukti terjadi
Tak hanya soal tonase, Junaidi juga kerap menyoroti aspek keselamatan lain yang nyaris luput dari perhatian pihak berwenang: masa berlaku KIR. Ia menuding mayoritas armada yang keluar-masuk pelabuhan Bawean sudah tak lagi layak jalan karena status uji KIR-nya kedaluwarsa. Dengan kata lain, kendaraan-kendaraan ini sejatinya adalah bom waktu berjalan di jalanan pulau.
“Ini bukan sekadar soal pelanggaran administratif, tapi ancaman nyata terhadap keselamatan publik. Kalau KIR sudah mati dan muatan berlebih dibiarkan lolos, lantas fungsi pengawasan dan penindakan dari pihak yang berwenangitu ada di mana?” kok terkesan ada pembiaran, Tegas Junaidi.
Saat dikonfirmasi Radarjatim.co, Kepala UPT Dinas Perhubungan Bawean, Taufik, pun angkat suara. Ia menegaskan telah berulang kali menginstruksikan kepada seluruh bawahannya agar setiap kendaraan angkut diawasi secara ketat dan tidak diperbolehkan keluar dari pelabuhan bila melebihi batas tonase.
Masih Taufiq, Saya masih ada giat pengantaran santri kembali ke pondok, imbuhnya
“Yang memperbolehkan itu siapa? Anak Dishub yang mengawal juga tidak ada konfirmasi kepada saya. Padahal sudah saya tekankan, kalau muatan melebihi tonase yang ditentukan, harus dibongkar dulu di dalam pelabuhan. Kejadian hari ini saya sama sekali tidak tahu dan tidak pernah mengeluarkan perintah pengawalan,” kata Taufik.
Namun ironisnya, meski perintah sudah jelas, pelanggaran tetap terjadi. Hal ini menimbulkan dugaan kuat adanya permainan kotor di level lapangan. Oknum bawahan Dishub diduga bermain mata dengan pihak tertentu, membiarkan kendaraan bermuatan berlebih keluar dari pelabuhan demi keuntungan sesaat.
Junaidi sendiri belum memberikan pernyataan lanjutan, namun rekam jejak kritiknya bisa jadi menjadi bahan evaluasi serius, tidak hanya bagi Dishub, tapi juga bagi otoritas pelabuhan secara keseluruhan
(Red)