Sampang || RADAR JATIM.CO — Ketersediaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Sampang dipastikan aman tersedia hingga akhir tahun 2025. Kepastian tersebut disampaikan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Sampang setelah melakukan evaluasi terhadap realisasi penyerapan pupuk di seluruh kecamatan.
Berdasarkan data resmi Disperta KP, tingkat serapan pupuk bersubsidi hingga akhir Oktober 2025 baru mencapai sekitar 30 persen dari total alokasi yang telah ditetapkan. Meski tergolong rendah, kondisi itu dianggap wajar karena sebagian besar wilayah Sampang belum memasuki masa tanam.
“Stok pupuk kita masih aman hingga akhir tahun. Penggunaan baru meningkat saat petani mulai turun ke sawah menjelang musim hujan,” ujar Kepala Disperta KP Sampang, Suyono.
Adapun rincian stok pupuk yang masih tersedia di gudang penyalur meliputi 22.956 ton pupuk urea, 20.108 ton pupuk NPK, dan 3.339 ton pupuk organik. Jumlah tersebut dinilai lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan petani di 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Sampang.
Sementara itu, Suyono menegaskan bahwa penyaluran pupuk bersubsidi harus dilakukan secara tepat sasaran sesuai data e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) agar tidak terjadi penyimpangan.
“Kami sudah meminta seluruh Balai Penyuluhan Pertanian untuk terus melakukan pendampingan dan pengawasan agar distribusi pupuk sesuai ketentuan,” tegasnya.
Selain memastikan stok dan distribusi pupuk, Disperta KP juga mengimbau kelompok tani agar aktif berkoordinasi dengan penyuluh di lapangan. Komunikasi ini penting untuk mengantisipasi kelangkaan, mempercepat penyaluran, dan menyelesaikan kendala teknis yang mungkin dihadapi petani.
Tidak hanya itu, pemerintah daerah juga menyiapkan bantuan obat-obatan pertanian gratis bagi petani yang mengalami serangan hama. Bantuan tersebut akan diberikan setelah petugas melakukan verifikasi langsung di area terdampak untuk memastikan keabsahan laporan.
Menurut Suyono, langkah terpadu ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah menjaga stabilitas sektor pertanian di tengah fluktuasi cuaca.
“Kami ingin memastikan petani tetap produktif dan tidak terbebani oleh persoalan pupuk maupun serangan hama. Ini bagian dari komitmen kami untuk menjaga ketahanan pangan daerah,” pungkasnya.
(Red)
