Gresik [RADARJATIM.CO~Dengan banyaknya kasus pasien rujukan dari Bawean ke RSUD, Ibnu Sina Gresik sering dikeluhkan oleh keluarga pasien karena adanya beban biaya yang harus ditanggungnya dan praktek pungli ini sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu hingga sekarang tapi terkesan dibiarkan oleh Dinkes Gresik tutup mata dan telinga, seolah-olah menjadi hal yang biasa dan legal.
Keluhan dan pengaduan dari masyarakat Bawean ini mendapat tanggapan dan sorotan dari Direktur LSM Bawean Corruption Watch (BCW), Dari Nazar, SH sangat menyayangkan pada Dinkes Gresik jika Puskesmas atau Rumah sakit di Bawean merujuk pasiennya ke Gresik harus membebankan biaya pendamping bidan atau perawat mulai tiket dan akomodasi lainnya dibebankan pada pasien yang dirujuk sebesar kisaran Rp.1 juta bahkan lebih dengan alasan untuk biaya tiket kapal pulang pergi dan honor perawat atau bidan pendampingan pasien rujukan dilakukan oleh bidan /perawat di Bawean itu merupakan kewajiban mutlak tanggung jawab dari rumah sakit/puskesmas di Bawean yang mengeluarkan surat rujukan tersebut bukan dibebankan pada pasien yang mengalami musibah
Biaya pendampingan pasien rujukan tersebut diberlakukan kepada pasien baik yang memiliki jamkesmas atau pasien umum, sehingga keluarga pasien merasa terbebani dua kali lipat atas pembiayaan tersebut dengan rasa terpaksa keluarga pasien sampai mencari hutangan demi menyelamatkan keluarga yang sakit dalam perjalanan di atas kapal
Pendampingan pasien merupakan tanggungjawab dari pegawai yang mendampingi atas nama tugas negara yang memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat, apalagi bidan atau perawat telah mendapatkan tunjangan baik berupa THL atau Gaji yg keduanya bersumber dari APBD Gresik
Oleh karena itu tiada alasan jika rumah sakit atau puskesmas di Bawean tidak memberikan anggaran atas biaya pendampingan pasien tersebut.
Di era Perubahan Gresik baru ini seharusnya Kepala Dinas Kesehatan Gresik sepatutnya mampu menjabarkan semangat pemerintahan Gresik baru jangan membiarkan hal-hal yang kurang baik masa lalu dengan alasan tidak ada anggaran atas kewajiban memberikan pelayanan kesehatan apalagi membuat warga Pasien di Bawean selalu mengeluh atas pembebanan biaya pendampingan pasien rujukan tersebut
Oleh karena itu kami berharap pada DINKES Gresik agar dapat mengajukan anggaran pada rumah sakit atau puskesmas di Bawean agar dalam melakukan pendampingan pasien rujukan ke rumah sakit di Gresik untuk tidak menambah beban biaya masyarakat yang mengalami musibah, jika hal ini masih tetap dilakukan kami tidak akan segan-segan melaporkan pungutan liar tersebut kepada pejabat yang berwenang baik melalui Bupati Gresik atau penegak hukum untuk memproses Secara hukum terhadap pungutan liar biaya pendampingan pasien rujukan karena dinilai ilegal, Tegas Dari Nazar
Sementara ini RADARJATIM.CO sudah konfirmasi pada KADINKES Gresik melalui Kepala RSUD, Umar Mas’ud Sangkapura Bawean, dr. Toni terkait dugaan pungli tersebut melalui pesan Whats app hingga berita ini dinaikkan belum ada jawaban untuk memberikan keterangan. Terkesan Masa bodoh dan tidak peduli pada keluhan Masyarakat Bawean dan sorotan dari LSM BCW
(Red)