Ledakan Dahsyat Petasan di Sumenep: Kronologi dan Dampak

Foto: Ledakan Dahsyat Petasan di Sumenep/(ilustrasi/@pixabay)

Sumenep |Radarjatim.co – Peristiwa tragis menimpa sepasang suami istri (pasutri) di Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, akibat ledakan petasan yang terjadi pada Sabtu (21/9/2024) sekitar pukul 16.00 WIB. Ledakan tersebut tidak hanya menghancurkan rumah mereka hingga rata dengan tanah, tetapi juga merenggut nyawa keduanya.

Menurut keterangan yang diperoleh, ledakan tersebut disebabkan oleh petasan yang disimpan di dalam rumah korban, Mat Saleh (48), dan istrinya, Asmaniyah (40). Suara ledakan begitu dahsyat hingga terdengar beberapa kilometer dari lokasi kejadian. Warga sekitar yang mendengar ledakan langsung melaporkan peristiwa tersebut ke pihak berwajib.

Tim Gegana dari Kepolisian Daerah Jawa Timur bersama Polres Sumenep segera dikerahkan ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Mereka menemukan beberapa barang bukti seperti serbuk bahan peledak dan petasan yang siap digunakan. Hal ini memperkuat dugaan bahwa ledakan tersebut berasal dari petasan yang disimpan di rumah korban.

Baca Juga :  Anniversary Ke-8 : LSM FPSR Santuni Ratusan Anak Yatim Dan Dhuafa Serta Semakin Dekat Dengan Masyarakat

Kapolres Sumenep AKBP Henri Noveri Santoso menyatakan bahwa korban Mat Saleh ditemukan dalam kondisi tubuh yang hancur, sementara istrinya, Asmaniyah, masih ditemukan dalam keadaan lebih utuh, meskipun sudah tidak bernyawa. “Kedua korban meninggal di tempat kejadian dengan kondisi yang mengenaskan,” ujar AKBP Henri.

Berdasarkan informasi dari warga sekitar, Mat Saleh diketahui sering membuat petasan, meski hanya untuk konsumsi pribadi dan tidak diperjualbelikan. Namun, penyebab pasti dari ledakan tersebut masih dalam penyelidikan. “Kami masih melakukan lidik terhadap kasus ini,” tegas Kapolres.

Meski Mat Saleh dikenal sebagai petani, ia juga diyakini memiliki keterampilan membuat petasan. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa ledakan bisa saja disebabkan oleh kesalahan dalam penyimpanan atau peracikan bahan-bahan petasan. Kondisi rumah yang hancur total mengindikasikan kekuatan ledakan yang sangat besar, mengingat petasan biasanya hanya menimbulkan ledakan skala kecil.

Baca Juga :  Diduga Sering Pakai Headset, Pemuda Asal Lamongan Tewas dengan Telinga Berdarah

Selain menyebabkan kerusakan fatal pada tubuh korban, ledakan ini juga merusak rumah mereka hingga rata dengan tanah. Puing-puing rumah berserakan di sekitar lokasi, menandakan besarnya dampak dari ledakan tersebut. Warga sekitar turut merasa syok dengan peristiwa ini karena tidak menyangka bahwa aktivitas pembuatan petasan yang terlihat sederhana bisa menimbulkan musibah yang begitu besar.

Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus ledakan ini dengan mengumpulkan lebih banyak bukti dari lokasi kejadian. Tim Gegana juga masih memeriksa sisa-sisa bahan peledak yang ditemukan di rumah korban untuk memastikan jenis bahan yang digunakan. Selain itu, warga sekitar juga diminta untuk memberikan keterangan lebih lanjut mengenai aktivitas Mat Saleh terkait pembuatan petasan.

Baca Juga :  Dengarkan Keluhan Warga, Paslon DADI JUARA Gelar Tatap Muka Dengan Warga Rejomulyo

Peristiwa ini menjadi pengingat akan bahaya penyimpanan bahan peledak di rumah, terutama petasan, yang sering kali dianggap remeh. Kesalahan sedikit saja bisa menimbulkan dampak yang sangat fatal, seperti yang dialami oleh pasutri di Sumenep ini.

Ledakan petasan di Sumenep yang menewaskan Mat Saleh dan istrinya, Asmaniyah, menjadi tragedi yang memilukan. Meskipun petasan sering dianggap sebagai hal yang biasa di banyak daerah, peristiwa ini menunjukkan betapa berbahayanya jika tidak dikelola dengan baik. Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dan mengikuti aturan yang berlaku terkait penggunaan bahan peledak, termasuk petasan.

(Red)