RADARJATIM.CO ~ Pertanian di Indonesia telah menjadi tulang punggung ekonomi dan kunci ketahanan pangan nasional. Meski memberikan kontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan pangan, sektor ini menghadapi tantangan yang kian berat, seperti perubahan iklim, fluktuasi harga bahan pangan, dan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian masih menyumbang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, perlambatan pertumbuhan kini menjadi masalah krusial yang harus segera ditangani demi keberlanjutan sektor ini.
Bayangkan hamparan sawah hijau yang dipadati dengan teknologi modern—drone berpatroli di langit, petani muda memantau kondisi tanaman melalui layar tablet di tangan. Apakah ini gambaran masa depan pertanian Indonesia?
Data dari Sensus Pertanian UTP di tahun 2023 menunjukkan penurunan sebesar 7,45% dalam jumlah Usaha Tani Perorangan (UTP) sejak 2013, meski jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) justru mengalami peningkatan.
Apakah ini menandakan regenerasi petani yang stagnan? Ataukah kemunculan pola pertanian yang lebih modern dan kolaboratif?
“Pertanian bukan lagi sekadar soal mencangkul atau menanam padi,” saya berpendapat, “Inovasi dan teknologi kini menjadi kunci untuk menarik generasi muda sekaligus meningkatkan produktivitas sektor ini.
” Teknologi memiliki potensi untuk merevolusi sektor pertanian, mulai dari penggunaan sensor untuk monitoring kondisi tanah dan tanaman, hingga penerapan sistem irigasi cerdas yang hemat air.
Namun, tantangan itu tak semudah dibalikkan dengan tangan. Masalah akses lahan, minimnya modal dan stereotip petani sebagai profesi “kuno” menghambat ketertarikan generasi muda.
Ditambah dengan tantangan urbanisasi, sektor pertanian perlu pendekatan yang lebih segar untuk mampu bersaing. Perlu adanya upaya untuk mengubah citra pertanian menjadi sektor yang modern, menguntungkan, dan menjanjikan.
Jadi, ke manakah arah masa depan pertanian Indonesia? Mampukah kita mencetak petani-petani muda yang inovatif, atau justru terseret dalam ketergantungan impor pangan dan kerusakan lahan yang terus berlanjut?
Pertanian di Ambang Batas
Pertanian Indonesia kini menghadapi tantangan kompleks yang mencakup perubahan iklim, degradasi lahan, konflik lahan, hingga masalah klasik seperti akses pasar, permodalan, dan rendahnya adopsi teknologi.
Perubahan iklim menjadi ancaman serius, dengan meningkatnya frekuensi bencana alam dan pola cuaca yang tidak menentu yang dapat mengancam hasil panen. Di tengah badai tantangan ini, muncul generasi petani muda yang tak gentar—mereka adalah agripreneur yang memanfaatkan teknologi digital, menciptakan produk inovatif, dan membuka peluang usaha baru. Mereka adalah pionir yang menginspirasi, menunjukkan bahwa pertanian dapat menjadi sektor yang menguntungkan dan berkelanjutan.
Mampukah mereka menjadi tumpuan harapan bagi masa depan pertanian? Mampukah mereka menarik lebih banyak generasi muda untuk membangun sektor yang vital ini?
Menanti Gebrakan Baru Saat ini, pertanian Indonesia berada di persimpangan jalan yang menentukan. Diperlukan inovasi transformatif untuk menaklukkan tantangan sekaligus memanfaatkan peluang yang tersedia. Dukungan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan pertanian yang modern, produktif, dan berkelanjutan.
Pemerintah perlu memperkuat infrastruktur pedesaan, menyediakan akses permodalan yang mudah, dan meningkatkan program penyuluhan dan pelatihan bagi petani.
Dari peningkatan infrastruktur hingga riset inovatif, serta akses permodalan dan pasar yang lebih luas—sinergi dari semua pihak adalah kunci menciptakan ekosistem yang mendukung regenerasi petani dan peningkatan daya saing. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga penelitian, dan petani sangat penting untuk menciptakan ekosistem pertanian yang kuat dan berkelanjutan.
Pertanian Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk menjadi penggerak utama ekonomi nasional dan penopang ketahanan pangan. Namun, potensi itu akan terus menjadi mimpi jika kita tidak segera bertindak. Mari kita bersama-sama mengubah mimpi ini menjadi kenyataan yang akan membawa kemajuan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Penulis: Adi supriono
Nim: 202320390111006
magister agribisnis UMM
