Foto: Pencarian Pelajar Bandung Tenggelam di Pantai Cianjur Dihentikan/(ilustrasi/@pixabay)
Bandung| Radarjatim.co – Tim SAR gabungan akhirnya menghentikan pencarian pelajar asal Bandung, Joeraimi (17), yang dilaporkan hilang tenggelam di Pantai Cemara, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Setelah tujuh hari upaya pencarian yang tak membuahkan hasil, sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP), pencarian dihentikan pada Minggu, 22 September 2024.
Insiden tenggelamnya Joeraimi terjadi pada Senin, 16 September 2024, saat ia bersama seorang temannya, Rafan (17), berenang di Pantai Cidamar, Cidaun. Menurut laporan warga dan Polsek Cidaun, keduanya terseret arus ombak yang kuat. Meskipun Rafan berhasil diselamatkan oleh tim gabungan yang terdiri dari warga, nelayan, serta anggota Polsek dan Koramil Cidaun, Joeraimi terbawa arus hingga ke tengah laut dan hilang dari pandangan.
Selama tujuh hari penuh, tim gabungan dari berbagai instansi seperti BPBD Cianjur, Basarnas, TNI/Polri, serta relawan Retana, melakukan pencarian intensif di wilayah sekitar. Bahkan, pencarian diperluas hingga radius 12 kilometer ke arah Kecamatan Sindangbarang. Namun, hingga hari terakhir pencarian, tubuh Joeraimi tidak juga ditemukan.
Kapolsek Cidaun, Ipu Yudi Heryanadi, menjelaskan bahwa upaya pencarian dilakukan semaksimal mungkin, termasuk dengan menurunkan 10 perahu dan melibatkan belasan perahu nelayan dari berbagai pantai di wilayah selatan Cianjur. Pencarian juga diperluas hingga ke tengah laut dengan harapan jasad korban bisa ditemukan. Namun, meski sudah melalui berbagai upaya, hasilnya tetap nihil.
“Setelah pencarian diperluas hingga 12 kilometer dan memasuki hari ketujuh, tim gabungan sepakat menghentikan operasi pencarian. Ini sesuai SOP yang mengatur bahwa pencarian dihentikan setelah tujuh hari jika korban tidak ditemukan,” kata Ipu Yudi.
Sebelum pencarian dihentikan, pihak keluarga sudah diberitahukan tentang batas waktu pencarian. Meski berat, keluarga hanya bisa pasrah dan menerima keputusan tersebut. “Kami sudah memberitahukan pihak keluarga bahwa pencarian berakhir di hari ketujuh, dan jika warga atau nelayan menemukan jasad korban di kemudian hari, mereka diminta segera melapor ke petugas setempat,” tambah Kapolsek.
Pantai di selatan Jawa, termasuk Pantai Cemara dan Cidamar, memang terkenal dengan arus bawah laut yang kuat dan berbahaya. Banyak wisatawan yang tidak menyadari risiko ini, terutama saat berenang di area tanpa pengawasan. Ombak besar dan arus yang kuat sering kali menyeret korban hingga ke tengah laut, membuat proses penyelamatan menjadi sangat sulit.
Sebelumnya, Kepala Basarnas Cianjur, Andikan Zein, mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengerahkan tim untuk melakukan pencarian dengan melibatkan nelayan setempat. “Kami akan melakukan pencarian bersama nelayan dan berharap tubuh korban dapat segera ditemukan,” ujarnya.
Meski operasi pencarian telah dihentikan, harapan untuk menemukan jasad Joeraimi masih ada. Pihak aparat dan warga sekitar akan terus waspada, terutama para nelayan yang kerap beraktivitas di laut. Mereka diminta untuk melaporkan jika ada tanda-tanda keberadaan jasad korban.
Kasus tenggelamnya pelajar ini menjadi pengingat penting bagi para wisatawan untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di pantai, terutama di wilayah yang memiliki ombak dan arus yang kuat. Peningkatan kesadaran akan risiko serta pemasangan tanda-tanda peringatan di area pantai berbahaya juga diharapkan bisa membantu mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Pencarian pelajar asal Bandung, Joeraimi, yang tenggelam di Pantai Cemara, Cidaun, Cianjur, resmi dihentikan setelah tujuh hari pencarian yang tidak membuahkan hasil. Meski telah dilakukan upaya maksimal, tim SAR gabungan sepakat menghentikan pencarian sesuai SOP. Harapan kini berada pada warga dan nelayan setempat, yang diimbau untuk segera melapor jika menemukan jasad korban.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati saat berwisata di pantai, khususnya pantai dengan arus dan ombak yang berbahaya.
(Red)