Penulis: Waluyo Iskak, S.Pd. M. Pd
Gresik | radarjatim.co~Di era society 5.0 dan industry 4.0 sekarang ini, perubahan dunia dan perkembangan IPTEK sangat pesat di segala bidang kehidupan.
Di era sekarang yang lebih dominan dengan pemanfaatan teknologi digital akan berpengaruh terhadap budaya bangsa Indonesia. Tanpa terkecuali dengan Budaya Pencak Silat Bawean yang terkena imbasnya. Generasi muda sekarang ini lebih cenderung mengikuti budaya yang bukan warisan nenek moyang yang luhur. Terbukti secara nyata bahwa budaya Pencak silat yang asli Bawean sudah langka dan mulai terkikis sehingga jarang tampil bahkan nyaris tidak terlihat anak-anak memainkan pencak silat baik di acara pertemuan formal maupun upacara adat seperti perkawinan atau khitanan.
Untuk itu, Lembaga UPT SD Negeri 387 Gresik dibawah kepemimpinan Bapak Waluyo Iskak, S.Pd.MM memulai untuk menghidupkan kembali budaya sendiri. Salah satu caranya adalah dengan mengenalkan, memahami dan mencintai budaya Pencak Silat Bawean kepada anak-anak mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Sebagai aksi nyatanya adalah anak-anak diajak dan dilatih Pencak silat secara bersama-sama dalam sebuah lokasi yang dibimbing seorang pelatih ahlinya. Ternyata, anak-anak sangat antusias dan bersemangat sekali mengikuti kegiatan latihan pencak silat secara bersama-sama. Dan tidak butuh waktu lama, anak-anak bisa menguasai gerakan-gerakan, jurus dan teknik dasar dalam berpencak silat.
Menurut Bapak Waluyo Iskak, “ Sebenarnya untuk membudayakan pencak silat Bawean kepada anak-anak tidak sesulit yang dibayangkan, bahkan ini tergantung dari kemauan dan kreatifitas dari para pendidik, Oleh karena itu, mari di semua lembaga sekolah untuk menjadikan pencak silat bawean sebagai salah satu program atau kegiatan ekstra kurikuler.
Dengan begitu, diharapkan semua unsur stakeholder bisa mendukung perkembangan kemajuan dan pengembangan budaya sendiri dengan memberdayakan kearifan lokal. “
Gambar : Pencak Silat Kolosal UPT SD Negeri 387 Gresik
Sebagai contoh di UPT SD Negeri 387 Gresik atau ex SD Negeri 2 Telukjatidawang yang bertempat di Dusun Dedawang Desa Telukjatidawang Kecamatan Tambak Pulau Bawean ini telah berhasil mengorbitkan dan menampilkan Pencak Silat Bawean yang diperagakan anak-anak dalam sebuah even kegiatan. Hanya butuh waktu seminggu saja, anak-anak bisa menguasai Pencak Silat Bawean secara kolosal dan berpasangan.
Sungguh sangat luar biasa sambutan dari orang tua murid, komite sekolah dan masyarakat sekitar serta tamu terhadap Pencak Silat Bawean yang dilakukan anak-anak ketika tampil di acara perpisahan kelas 6 di UPT SD Negeri 387 Gresik bertempat di halaman sekolah. Anak-anak tampil dihadapan orang tua mereka, masyarakat sekitar dan undangan secara kolosal dengan tangan kosong dan menggunakan pedang secara menyakinkan. Ada juga dua anak yang tampil di acara perpisahan itu dengan memperagakan Pencak Silat “ Agelluk “ atau berkelahi yang menambah suasana gemuruh tepuk tangan semua penonton dan lebih semarak
Gambar: Sahrani,S.Pd.M.Pd (KORWILBawean ) Sahrani,S.Pd.M.Pd
Di saat Perpisahan kelas 6, hadir juga Bapak Sahrani,S.Pd.M.Pd sebagai KORWIL ( Koordinator Wilayah ) Pendidikan di Bawean ( Tambak -Sangkapura ) dan beliau menyampaikan dukungan serta apresiasinya terhadap program sekolah dengan mengembangkan Budaya sendiri yaitu Pencak Silat Bawean kepada anak-anak didik sebagai perwujudan pemberdayaan kearifan lokal.
Gambar : (Korwil, Kasek dan Siswa –Siswi UPT SDN 387 Gresik )
Memang sudah tidak diragukan lagi, anak-anak ini mendapat kepercayaan atau undangan untuk tampil di acara Pameran Budaya Bawean di Pondok Pesantren Penaber Paginda. Di hadapan para undangan dan penonton, anak-anak tampil sangat menyakinkan dan sukses memukau para pendekar-pendekar yang hadir.
Gambar : Pencak Silat Anak-anak UPT SDN 387 Gresik di Pameran Budaya Bawean Ponpes Penaber Paginda Bawean
Demikian, artikel yang memuat tulisan tentang Pencak Silat Bawean yang merupakan warisan nenek moyang yang luhur dan perlu untuk dikenalkan serta dilatihkan kepada anak-anak sejak dini agar tidak punah dan tetap lestari. Siapa lagi kalau bukan kita yang memulai dan kapan lagi kalau tidak sekarang untuk bergerak untuk menumbuhkan rasa cinta dan memiliki budaya Pencak Silat Bawean. Harapan penulis yaitu untuk memotivasi dan menginspirasi semua pihak agar selalu berkolaborasi menjaga budaya sendiri sebagai kearifan lokal.
Profil Singkat Penulis : WALUYO ISKAK, S.Pd. M. Pd
WALUYO ISKAK, dilahirkan 07 Maret 1971 di Jombang, Jawa Timur. Putra dari Bapak Wardi dengan Ibu Ranti. Pendidikan dasar di SDN Plandaan I lulus tahun 1985, pendidikan menengah pertama di SMPN I Plandaan lulus tahun 1988, Pendidikan Menengah Atas di SPGN Jombang lulus tahun 1991, Kuliah PGSD di IKIP Negeri Malang lulus tahun 1993, perkuliahan S1 di UNGRES lulus tahun 2003. Pendidikan terakhir yaitu S2 di STIE Mahardika lulus tahun 2005.
Prestasi yang diraih yaitu guru prestasi tingkat kabupaten tahun 2003, juara Kepala sekolah prestasi tingkat kabupaten tahun 2012, Finalis Inobel (Inovasi Pembelajaran) di Bali tahun 2013 dan di Bogor 2015, Juara simposium tingkat nasional tahun 2016, dan Finalis Best Practices Kepala Sekolah tahun 2017, 2018 dan 2019, Menjadi Sahabat Rumah Belajar ( SRB) Kemendibud Tahun 2020, Menjadi Juara Kepala Sekolah Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2020, Menjadi Agen Penguatan Karakter ( APK ) Kemendikbud Ristek tahun 2021, Menjadi Perwakilan Kepala Sekolah Indonesia di SEA School Leadership Program tahun 2022.
Dan menjadi Penulis jurnal dan buku diantaranya Buku Best Seller nya yaitu Guru Petarung dari Pulau Puteri ( 2019), Succes Story Best Practices Kepala Sekolah ( 2019), Jurus Three One Meraih Nilai Akreditasi Sekolah Unggul (2020), Model Rises of learning programe Menuju Pendidikan Bermutu di Era Revolusi Industri 4.0 ( 2020), Gelorakan Pelajar Pancasila Tumbuhkan Generasi Cerdas Berkarakter ( 2021), Pesona Bawean, Serpihan Surga Tersembunyi ( 2022 ), Bawean Charm, Hidden Paradise Flakes ( 2023 )
(Red)






