Gresik || Radarjatim.co – Di Era kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto ada beberapa sektor yang sangat diprioritaskan, salah satunya sektor ketahanan pangan, 20% dari Dana Desa (DD) dialokasikan untuk program ketahanan pangan yang berorientasi pada peningkatan produksi, pengolahan, dan distribusi pangan lokal secara maksimal.
Program ketahanan pangan membutuhkan strategi dan kebijakan yang matang, tidak bisa ditangani secara seadanya.
Hal tersebut seperti kurang matang perencanaan dan dipahami Pemerintah Desa Bedanten Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik, pasalnya program ketahanan pangan bersumber anggaran DD (Dana Desa) dimulai sejak 2024 yang semula dipakai untuk penggemukan kepiting (Crab House) hingga saat ini Kamis (04/9//2025) belum berfungsi maksimal bahkan terkesan mangkrak.
Dengan anggaran senilai Rp. 210.000.000 (Dua Ratus Sepuluh Juta Rupiah) dari Dana Desa 2024, baru selesai/digunakan penggemukan sekitar bulan Maret 2025, dengan bibit/bahan kepiting membeli di daerah mengare, sesuai pernyataan Sekretaris Desa Bedanten Ubed saat dikonfirmasi Radarjatim.co. Kamis (4/9/2025)
Namun tim investigasi Media Radarjatim.co menerima aduan, jika program tersebut tidak berjalan semestinya, sumber mengatakan jika program hanya dikuasai Sekdes Ubed, beberapa warga yang juga ada pengusaha kepiting mengatakan jika tidak pernah diajak diskusi soal tersebut, padahal dirinya merasa berhak tau karena berkecimpung didalam bidang itu.
Sebelumnya terdengar jika Sekdes ubed sendiri pernah melakukan usaha penggemukan, namun diduga kurang menghasilkan, bahkan ubed sendiri menjual hasil panen kepada tengkulak luar desa, padahal di Desa Bedanten sendiri banyak tengkulak kepiting, disitulah timbul prasangka jika Sekdes Ubed diduga membuat program hanya untuk kepentingan pribadinya.
Demi keberimbangan pemberitaan, Kami tim investigasi gabungan dua media jurnalis, melakukan konfirmasi secara langsung kepada Sekdes Ubed dan Kepala Desa Bedanten Abdul Majid, mengenai mangraknya program penggemukam tersebut namun mendapati dua argumen berbeda.
Sekretaris Desa (Sekdes) Ubed mengatakan jika pengisian bahan kepiting diawal mendapatkan hasil yang cukup bagus tidak gagal, tapi setelahnya sekitar 4 bulan setelahnya hingga saat ini bulan September 2025 memang belum dilakukan penggemukan kepiting, karena faktor susahnya dalam mencari bahan baik dari tengkulak ataupun dari nelayan yang biasa mencari kepiting, juga kendala pada musim yang menurutnya belum musimnya.
Namun pernyataan tersebut bersebrangan dengan Kepala Desa Bedanten Abdul Majid, dirinya mengatakan jika memang penggemukan yang pertama sekitar pada bulan 3/Maret tersebut belum menghasilkan, dikarenakan beberau faktor termasuk kepiting tidak mau makan tanpa memberi alasan yang jelas.
“Kalau untuk saat ini sekitar 4 bulanan memang masih kosong Crab House nya, karena kesulitan mencari pasokan bahan kepiting, dan faktor musiman atau alam”, ungkap Abdul Majid.
Untuk soal kepengurusan Crab House Ubed Sekdes mengatakan jika sepenuhnya dipasrahkan ke KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) Desa Bedanten, dirinya membantah jika ikut campur program atau bahkan menjalankan sendiri program tersebut, ia menjelaskan jika hanya membantu mengawasi apabila ada yang dibutuhkan, pihak Pemerintah Desa siap membantu dan mengawasi.
Untuk kedepannya pihaknya akan melakukan study banding ke beberapa daerah untuk mendapatkan wawasan lebih baik, memang sebelumnya belum melakukan study karena dirinya merasa anggaran hanya cukup untuk pembangunan lebih didahulukan, agar tidak semakin tertunda.
Bahkan dirinya meminta kepada masyarakat, apabila ada masukan dan saran, ia merasa akan sangat terbantu, pihaknya siap menampung segala aspirasi masyarakat yang dianggap lebih mengerti mengenai program Crab House atau yang lebih dikenal Penggemukan Kepiting, pungkas Ubed.
Padahal Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa pentingnya ketahanan pangan karena menjadi fondasi utama stabilitas negara, menjamin kesejahteraan masyarakat, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan menjaga keamanan nasional dari berbagai tantangan global seperti perubahan iklim dan lonjakan populasi. Ketahanan pangan yang kuat juga dapat membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.
Beliau bahkan pernah mewanti-Wanti agar Kepala Desa menggunakan Dana Desa sebaik-baiknya mungkin untuk kesejahteraan masyarakat, kekayaan bangsa harus dinikmati seluruh rakyat Indonesia, jangan harap pada kepemimpinannya ada yang coba-coba aji mumpung atau memanfaatkan jabatan untuk mengeruk kekayaan demi kepentingan sendiri.
Terpisah warga Desa Bedanten yang enggan disebutkan namanya kepada awak media mengatakan sangat berharap segera ada Pemeriksaan dari DPMD dan audit dari Inspektorat kabupaten Gresik dan Pemprov Jatim atas dugaan penyelewengan/korupsi Dana desa tersebut, pintanya. Kamis (4/9/2025)
(Tim)