Penulis : Fia sulis setiani (202410390110001)
Malang | radarjatim.co – Dalam upaya yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia, pemerintah Republik Indonesia (RI) telah meluncurkan sebuah inisiatif penting yang dikenal sebagai Kerjasama Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura. Program ini dirancang untuk menciptakan ekosistem pertanian yang lebih efisien, berkelanjutan, dan responsif terhadap kebutuhan pasar yang terus berkembang. Saat ini, program ini telah diimplementasikan di tujuh daerah di Jawa Timur, termasuk Jember, Jombang, Pasuruan, dan Malang.
Program ini merupakan hasil kolaborasi yang kuat antara berbagai kementerian penting di Indonesia, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), serta Kementerian Perdagangan. Dalam konferensi pers yang diadakan di Kota Malang, Yuli Sri Wilanti, yang menjabat sebagai Asisten Deputi Pengembangan Agrobisnis, menjelaskan, “Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan yang komprehensif dan menyeluruh kepada para petani. Kami ingin mendampingi mereka dari proses produksi di hulu hingga distribusi dan pemasaran di hilir. Dengan pendekatan ini, kami berharap petani dapat memproduksi komoditas yang tidak hanya berkualitas tinggi, tetapi juga sesuai dengan permintaan pasar yang dinamis dan berubah-ubah.”
Di tingkat lokal, program ini dilaksanakan di Kabupaten Malang, khususnya di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso. Di desa ini, lima petani telah berkolaborasi dalam pengelolaan lahan yang memiliki total luas 9 hektare. Tanaman hortikultura yang menjadi fokus dalam program ini sangat bervariasi dan mencakup berbagai jenis sayuran, seperti tomat, cabai, dan sawi, serta buah-buahan seperti jeruk dan mangga. Pemilihan jenis tanaman ini didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap kebutuhan pasar lokal dan potensi pertanian yang tersedia di daerah tersebut.
Yuli menekankan bahwa pemilihan Kabupaten Malang sebagai lokasi untuk program ini merupakan keputusan yang tidak diambil dengan sembarangan. “Kami memilih daerah ini karena memiliki tingkat produktivitas pertanian yang sangat baik. Selain itu, dukungan yang kuat dari pemerintah daerah sangat penting bagi keberhasilan program ini. Kami juga bekerja sama dengan Politeknik Pembangunan Pertanian yang memiliki program-program inovatif dalam pengembangan pertanian berbasis teknologi. Ini semakin memperkuat fondasi program kami,” jelasnya. Sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan para petani diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal dan berdampak positif bagi masyarakat.
Program ini menawarkan pendampingan yang bersifat komprehensif dan holistik. Pendampingan tersebut mencakup berbagai aspek yang penting bagi keberhasilan usaha pertanian. Mulai dari penyediaan sarana produksi yang berkualitas, seperti pupuk dan bibit unggul, hingga pelatihan dalam praktik pertanian yang baik. Selain itu, penerapan teknologi modern, termasuk smart farming, juga menjadi bagian dari program ini. “Kami ingin memastikan bahwa para petani tidak hanya sekadar menanam, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan pasar. Dengan pengetahuan ini, mereka dapat membuat keputusan yang tepat dan strategis dalam memilih jenis komoditas yang akan ditanam,” ungkap Yuli.