Sidoarjo || RADARJATIM. CO – Masa nifas, atau periode enam minggu setelah melahirkan, adalah fase yang sangat penting. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 menegaskan bahwa setiap ibu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan minimal tiga kali selama masa ini. Namun dalam praktiknya, banyak ibu tidak memperoleh layanan yang memadai. Rasa lelah berkepanjangan, stres, gangguan tidur, dan kesulitan menyusui menjadi keluhan umum.
Menjawab kebutuhan itu, Posyandu di Desa Wage, Sidoarjo, menghadirkan inovasi layanan berupa spa nifas. Program ini merupakan hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang digagas oleh tim Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) dengan ketua pengabdi Uliyatul Laili, SST., Bdn., M.Keb.. Kegiatan berlangsung pada Agustus 2025 dengan melibatkan 40 kader Posyandu dan 40 ibu nifas. “Seringkali perhatian lebih besar diberikan pada bayi, sementara ibu dilupakan. Padahal kondisi ibu menentukan tumbuh kembang anak,” ujar Uliyatul Laili. Dengan adanya spa nifas, masalah ini mendapat solusi konkret. Spa nifas bukan hanya relaksasi, tetapi juga bagian dari terapi komplementer untuk mempercepat pemulihan ibu.
Dalam pelatihan, para kader dibekali keterampilan pijat nifas, pijat oksitosin, dan perawatan payudara. Metode ini terbukti membantu memperlancar sirkulasi darah, mengurangi bengkak, memperbaiki tonus otot perut, serta merangsang keluarnya hormon oksitosin yang penting untuk mempercepat pemulihan rahim dan melancarkan ASI. Tidak hanya itu, penggunaan aromaterapi dan perawatan herbal juga menjadi bagian dari spa nifas. Kombinasi ini memberikan efek menenangkan, menurunkan stres, sekaligus memperbaiki kualitas tidur ibu. “Awalnya saya lelah dan susah tidur, setelah spa nifas rasanya lebih segar, badan enteng, dan ASI lebih lancar,” tutur salah satu ibu peserta dengan penuh semangat.
Bagi kader Posyandu, pelatihan ini membawa manfaat ganda. Mereka tidak hanya bertugas sebagai ujung tombak layanan kesehatan, tetapi juga memperoleh keterampilan baru yang bisa dikembangkan menjadi usaha. Dengan membuka layanan spa nifas berbasis komunitas, kader berkesempatan menambah pendapatan sekaligus meningkatkan kesejahteraan keluarga. “Biasanya kader hanya fokus pada imunisasi dan timbang bayi, sekarang mereka punya skill tambahan yang bisa bermanfaat bagi ibu sekaligus jadi peluang usaha,” jelas Uliyatul Laili. Ia menambahkan, langkah ini sekaligus mendorong kemandirian kader serta menjadikan Posyandu semakin relevan di mata masyarakat.
Spa nifas juga membuat ibu lebih termotivasi datang ke Posyandu. Tidak hanya untuk bayi mereka, tetapi juga untuk menjaga kesehatan diri sendiri. Kehadiran layanan ini mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka kesakitan ibu pasca melahirkan. Ibu merasa lebih diperhatikan, keluarga semakin terlibat, dan angka kunjungan Posyandu meningkat. Spa nifas sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk menekan angka kesakitan ibu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya perawatan terpadu pasca persalinan untuk mencegah komplikasi serius. Dengan inovasi sederhana seperti ini, Posyandu berperan strategis mengisi celah layanan kesehatan yang sering terabaikan.
Bukan hanya kesehatan, program ini juga beririsan dengan agenda pemberdayaan ekonomi lokal. Kader yang mahir bisa mengemas layanan spa nifas sebagai usaha rumahan yang memberi nilai tambah. Dengan tarif terjangkau, usaha ini bisa mendukung ekonomi keluarga tanpa menghilangkan fungsi sosial Posyandu.
Program spa nifas di Desa Wage diharapkan tidak berhenti di tahap pelatihan. Dukungan dari pemerintah desa, puskesmas, dan perguruan tinggi sangat diperlukan untuk menjadikannya layanan rutin. Modul pelatihan bisa dikembangkan lebih lanjut, kader bisa mendapat pendampingan berkelanjutan, dan cakupan layanan bisa diperluas ke desa-desa lain di Sidoarjo. “Kalau program ini terus dijalankan, saya yakin angka kesakitan ibu nifas bisa berkurang, dan kader pun bisa lebih mandiri,” tutup Uliyatul.
Spa nifas di Desa Wage menjadi bukti bahwa inovasi sederhana mampu memberi dampak besar. Bagi ibu, spa nifas menghadirkan relaksasi, kesehatan, dan rasa dihargai. Bagi kader, spa nifas membuka peluang usaha yang memperkuat kemandirian. Bagi desa, spa nifas meningkatkan daya tarik Posyandu sebagai pusat kesehatan keluarga. Program ini menunjukkan bahwa pengabdian masyarakat bukan sekadar formalitas, melainkan wujud nyata kepedulian terhadap kebutuhan riil masyarakat. Dari Desa Wage, sebuah inspirasi lahir: kesehatan ibu dan kesejahteraan kader bisa berjalan beriringan.
