Radarjatim.co – Bendera simbol dunia fiksi (One Piece) dianggap sebagai ancaman, itulah perspektif yang secara tidak langsung dikhawatirkan oleh pemerintah Indonesia, bahkan dinilai mencederai kehormatan simbol negara dan memicu kekhawatiran akan melemahnya penghormatan terhadap nilai-nilai kebangsaan.
Budi Gunawan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) menyebut gerakan tersebut sebagai bentuk provokasi yang dapat merendahkan martabat bangsa. Simbol-simbol asing, apalagi fisik, tidak relevan dan tidak pantas disandingkan dengan simbol perjuangan bangsa.
“Sebagai bangsa besar yang menghargai sejarah, sepatutnya kita semua menahan diri untuk tidak memprovokasi dengan simbol-simbol yang tidak relevan dengan perjuangan bangsa,” ujar BG sapaannya, jum’at (1/8/2025).
“Konsekuensi pidana dari tindakan yang mencederai kehormatan Bendera Merah Putih jelas diatur dalam Pasal 24 ayat (1) yang menyatakan, ‘Setiap orang dilarang mengibarkan Bendera Negara di bawah bendera atau lambing apa pun’. Ini adalah upaya kita untuk melindungi martabat dan simbol negara,” tegas Budi Gunawan.
Dia berharap masyarakat dapat memaknai peringatan kemerdekaan dengan sikap menghormati jasa para pahlawan, bukan justru menodai simbol-simbol perjuangan dengan ikon-ikon fiktif yang tidak memiliki hubungan historis dengan bangsa Indonesia.
Sementara itu Pegiat Sosial Media asal Kabupaten Gresik Sahar menilai respon tersebut dianggap berlebihan, faktanya fenomena ini merupakan indikator krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sehingga juga mengakibatkan krisis identitas nasional.
Menurutnya alasan rakyat lebih percaya pada simbol dari dunia fiksi, disebabkan dunia nyata dalam kehidupan mereka dianggap terlalu menyakitkan untuk dipercaya, jadi bisa diartikan masyarakat merasa masih dijajah dibangsa yang sudah merdeka ini.
“Kepercayaan masyarakat terhadap Bendera Merah Putih akan tetap berkibar, hanya saja mereka menginginkan jika para pemimpin hidup sesuai dengan nilai-nilai yang dilambangkannya,” lanjutnya.
“Pembahasan bukan sekedar soal pemilihan bendera One Piece, tetapi fokus utamanya soal mengapa Merah Putih tak lagi menjadi satu-satunya kisah yang ingin dipercaya oleh rakyatnya sendiri??” Sambungnya sambir terheran.
Pemulihan martabat simbol bukan dengan melarang bendera fiksi, tetapi dengan membuat rakyat jatuh cinta bahkan percaya kembali pada para pemerintah sehingga mereka tidak ragu lagi terhadap arti dan makna simbol-simbol negaranya sendiri.
Fokus permasalahan bukan sekedar simbol bukan soal kain itu yang dikibarkan, namun soal kepercayaan dan kepercayaan itu hanya akan muncul dari kenyataan yang dialami, baik itu soal keteladanan, ketepatan akan Janji-janji politik yang masyarakat anggap belum terwujud.
Bahkan beberapa masyarakat menginginkan bentuk perwujudan dan arti dari Sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dimana sila ini mengandung makna bahwa seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan keadilan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hukum, ekonomi, politik, dan sosial budaya. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
Bukan serta merta yang hadir hanya poster seremoni, bukan hanya soal poster atau iklan janji-janji partai politik bahkan calon pemimpin baik daerah, pusat maupun perwakilan Rakyat sebelum mereka duduk dikursi empuk pemerintahan.
(Rois)