Terkesan Asal Jadi, Proyek Drainase Jalan Perbatasan Payaman dan Sendangagung Jadi Keluhan Warga

Lamongan | RADARJATIM.CO.~Proyek Drainase yang terletak di Jalan Perbatasan Payaman & Sendangagung terkesan asal jadi dan tidak rapi sehingga menjadi keluhan warga.

Padahal, Keluhan tersebut sudah pernah disampaikan pada Agustus 2023 lalu ke Laman Pengaduan Nasional Kementerian.

“Terkait laporan sebelumnya, sudah dilakukan perbaikan. namun pada 16 januari yang lalu ada beberapa titik yang ambrol kembali, dan ada pula yang akan ambrol juga.” Keluh warga dalam laporannya.

“banyaknya dinding yang ambrol di karenakan buruknya kualitas dinding tersebut, serta tanah urug di samping dinding masih belum terlalu padat. yang akan ambles saat dilewati mobil atau truk. dan ada juga di beberapa titik, jalannya malah ikut mengalami kerusakan. akibat tanah urug yng kurang padat maka permukaan jalan ikut ambles.” Tambahnya.

Baca Juga :  Meluber Para Pdagang Pasar Bulak Banteng, Pemilik Lapak Wadul DPRD untuk Penertiban

“mohon untuk di tindak lanjuti dengan baik, di perbaiki scara menyeluruh. jangan stengah setengah.” Tutup pelapor.

Laporan tersebut sudah Terdisposisi ke Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, dan Cipta Karya Kabupaten Lamongan, namun sampai berita ini ditayangkan belum ada jawaban dari Dinas Terkait.

Baca Juga :  DPUTR Gresik Respon Keluhan Masyarakat, Segera Perbaiki Ruas Jalan Sumput-Driyorejo

Diketahui, Proyek yang dikerjakan oleh CV. arsya Paramadina Pada akhir agustus 2023 dengan anggaran Rp. 194.750.000. proyek pembangunan saluran air di jalan perbatasan payaman & sendangagung diduga tidak melaksanakan tahapan pekerjaan sesuai aturan kontruksi,seperti tidak adanya betonisasi apapun, tidak ada penyangga antar dinding, tidak ada lubang resapan air, dan tanah urug yg kurang padat. hingga mengakibatkan dinding saluran air menjadi ambrol.

Baca Juga :  Ungkap Misteri Bendahara OPOP Jatim, Ibarat Lelehkan Gunung Es Dengan Korek Api

Dilokasi terdapat sedikit beton penahan dindingnya, namun tidak merata padahal dinding Drainase terbuat dari batu bata putih.

Informasi diterima, pada 2 hari setelah proyek selesai dikerjakan, atau sekitar tanggal 9 september, ada pengecekan dari dinas terkait, namun dari Dinas PU Kabupaten Lamongan hanya memberikan arahan untuk di tambal yang terlihat retak atau amblas. dan tidak ada perbaikan untuk kualitas yg lebih bagus.

Alhasil, pada 12 oktober, sudah ada beberapa titik tanah yang ambles, bahkan hingga dindingnya ambrol.

(Red(