Lamongan || Radarjatim.co – Agenda rutin tahunan sedekah desa sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Karena telah memberikan bumi tempat kita berpijak dengan segala rezeki berupa hasil bumi untuk keberlangsungan hidup manusia.
Seperti halnya di Desa Sumberdadi, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Mengadakan kirab budaya (arak-arakan hasil panen) sebagai salah satu pembuka agenda tahunan sedekah desa, pada minggu (19/05/2024).
Kirab budaya diikuti seluruh penduduk yang terdiri dari 5 Dusun juga tak luput dari kalangan lembaga pendidikan SD / MI di wilayah Desa Sumberdadi, dimana tiap dusun membawa gunungan tumpeng yang terbuat dari berbagai hasil bumi.
Sugiono selaku kepala desa mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat Sumberdadi yang secara sukarela ikut memeriahkan acara sedekah bumi.
“Sebelumnya saya ucapkan terimakasih ppanitia terutama kepada masyarakat sumberdadi meluangkan waktunya memeriahkan agenda tahunan kali ini,” ujarnya.
Beliau juga berharap masyarakat Desa Sumberdadi semakin makmur dan hasil panennya lebih baik dari yang dulu.
“Desa Sumberdadi dimana sebelumnya adalah desa tertinggal perlahan jadi desa maju dan sekarang menjadi desa mandiri,” ungkapnya.
“Sebagai bentuk apresiasi saya kepada tiap-tiap dusun maupun lembaga pendidikan yang ikut, secara pribadi saya memberikan uang Sejumlah Rp. 500.000,- juga sebagai bentuk rasa terimakasih telah ikut dan berinisiatif sekreatif mungkin demi memeriahkan acara ini”, Pungkasnya.
Senada. Camat Mantup Suwanto Sastrodiharjo mengucapkan terimakasihnya kepada jajaran Pemerinta Desa Sumberdadi juga seluruh masyarakatnya, begitu kompak, guyub dan rukun.
“Desa Sumberdadi ini memang istimewa berbagai kegiatan tidak pernah ketinggalan, selalu kompak dan selalu meriah, doa saya sederhana semoga kedepannya semakin lebih baik, semakin kompak dan semakin sejahtera, amin ya rabbal alamin,” harapnya.
Acara sedekah desa kali ini juga dibarengan memperingati hari jadi Kabupaten Lamongan yang di tutup dengan tarian tradisional adat jawa dan di susul doa bersama serta berebutan gunungan hasil bumi tiap tiap dusun.
Malam harinya berlanjut hiburan seni jaranan campursari “Abu Nawas Saputro” pimp. H. Suraji dari Bojonegoro.(Rois)