Gresik {radarjatim.co~ Sungguh miris dan memperihatinkan nasib para ibu hamil (Bumil) di Pulau Bawean. Hanya gara-gara mau melahirkan harus dirujuk dari Puskesmas Tambak ke daratan Gresik setelah dilakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan beberapa menit kemudian, dan dipungut biaya dengan dalih untuk transportasi ambulan dan pendampingan nakes tanpa diberikan kwitansi.
Menurut informasi dari salah satu pihak keluarga pasien yang bernama Siti Halijah (45) asal Dusun Alas Marunggi Desa Tanjungori Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik Jawa Timur. Endi menuturkan bahwa Siti Halijah merupakan ibu mertuanya dalam kondisi hamil usia tua dibawa ke Puskesmas Tambak untuk diperiksa kandungannya. Setelah dilakukan pemeriksaan akhirnya pihak Puskesmas menganjurkan pihak keluarga Siti Halijah untuk rujuk ke Rumah sakit yang ada di daratan Gresik dengan alasan air ketuban sudah pecah, Rabu (11/5)
Endi menambahkan bahwa terkait dengan rujukan ini pihak keluarga merasa bertanya-tanya, kenapa dengan menggunakan BPJS masih dikenakan biaya sekitar Rp.1,4 juta tanpa adanya bukti kwitansi dengan alasan untuk biaya mobil ambulan dari Puskesmas Tambak menuju pelabuhan penyeberangan Bawean yang berada di kecamatan Sangkapura, dan biaya tenaga kesehatan yang ikut mendampingi pasien ke Gresik dengan menggunakan transportasi laut Express Bahari, cetusnya.
Darinazar, SH, selaku LSM BCW mulai angkat bicara terkait dugaan pasien yang dirujuk ke daratan Gresik yang dikenakan biaya oleh pihak Puskesmas Tambak tanpa bukti adanya kwintansi, dengan berdalih untuk biaya mobil ambulan dan pendampingan nakes. Sedangkan salah satu jaminan manfaat dari BPJS itu sendiri yakni untuk kesehatan dan pelayanan ambulan merupakan pelayanan transportasi pasien rujukan dengan kondisi tertentu untuk menjaga kestabilan kondisi dan keselamatan.
“Selama ini Puskesmas Tambak telah menyalahi prosedur. Patutnya bagaimanapun kondisi dari pasien tersebut pihak Puskesmas Tambak tidak boleh melakukan rujukan langsung sebab rujukan sudah menjadi satu pintu di RSUD. Umar Mas’ud Sangkapura. Alangkah baiknya pihak Puskesmas hanya merujuk pasien ke RSUD. Umar Mas’ud Sangkapura apapun alasannya tetap satu pintu lewat RSUD. Umar Mas’ud Sangkapura yang sudah menjadi tanggung jawabnya untuk pasien yang di pulau Bawean, tegasnya Darinazar, SH.
Masih Darinazar, SH, terkait dengan biaya pendampingan nakes dari pihak Puskesmas Tambak juga nyata-nyata menyalahi prosedur di RSUD. Umar Mas’ud Sangkapura yang sudah nyata menganggarkan biaya pendampingan sejak tahun 2021. Jika pihak Puskesmas Tambak mau merujuk sendiri pasien ke daratan Gresik, kenapa tidak menganggarkan biaya sendiri di awal tahun, tegasnya.
Darinazar, SH, berharap kedepannya pihak Puskesmas Tambak harus bisa satu pintu ke RSUD. Umar Mas’ud Sangkapura untuk hal rujukan pasien, apalagi pasien dari keluarga yang tidak mampu dengan menggunakan BPJS harus dibebankan biaya dengan berdalih untuk mobil ambulan dan pendampingan nakes. Sedangkan biaya ambulan pasien BPJS masuk sebagai salah satu jaminan dalam manfaat BPJS kesehatan, apalagi penyakit pasien rujukan tersebut bukan bagian yang dihalangi oleh Peraturan Presiden Nomor 82 tahun 2018 tentang jaminan kesehatan, ungkap Darinazar, SH dengan nada geram, Senin (16/5/2022)
Fairi ~ Rj