Harga Elpiji 12 kg Siap – Siap Naik

Harga elpiji 12 kg dipastikan naik di bulan ini, kisaran Rp 1.500 per kg. PT Pertamina berencana menaikkan harga gas tabung biru itu Rp 1.500 per kg. Salah satu alasan dinaikkannnya Elpiji 12 kg adalah terus metusginyapertamina saat menjual produk tersebut dalam beberapa waktu terkhir ini.

Menurut direktur pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang, kerugian menjual harga elpiji 12 kg sangatlah besar. Berdasar data masuk hingga November 2014, kerugian sampai USD 340 Juta. Malah mencapai ketugian USD 500 juta pada buan desember.

“Harga gas memang turun, tetapi dibanding saat ini masih rugi”. Kebijakan menaikkan harga memang tidak populis. Tetapi itu adalah salah satu cara terbaik untuk membuat neraca pemasukan pertamina tidak terus menerus defisit. Kenaikan juga dipicu harga yang tidak sesuai dengan angka perekonomian.

Penyesuaian menurit d ia, masih digodok. Terutama terkait besaran harga. Dia memastikan bahwa angkanya tidak akan jauh dari Rp 1.500. Saat ditanya kapan kenaikan harga berlaku, dia belum bersedia menyebutkan. “januari lah. Kalau harganya terus rendah, tidak akan naik lagi.”, terangnya. Kebiasaan Pertamina selama ini, lanjut Ahmad, menaikkan harga elpiji dua kali dalam setahun. Momentumnya pada pertengahan dan akhir tahun.

Baca Juga :  Pembelian Pertalite Tak Lagi Bebas, Pakai Aplikasi MyPertamina Salah Satunya

Sebelumnya, pertamina telah menaikkan harga elpiji pada 10 September 2014 sebesar Rp 1.500 per kg menjadi Rp 7.569 per kg dari sebelumnya Rp 6.069 per kg. Kenaikan harga tersebut ditambah dengan komponen biaya lainnya seperti transportasi, filling fee, margin agen, dan pajak pertambahan nilai (PPN). Harga jual LPG di agen menjadi Rp 9.519 per kg atau Rp 114.300 per tabung.

Sementara untuk elpiji kemasan 3 kg, memang tidak ada perubahan harga. Namun, dia menjelaskan bahwa pertumbuhan konsumsi gas melon itu sangat luar biasa. Pada 2015 nanti, dia menargetkan program konversi dari minyak tanah ke elpji untuk 2 juta kepala keluarga.

Baca Juga :  BBM Bersubsidi Tidak Pernah Dirasakan Masyarakat Konsumen di Pulau Bawean

Lokasi sumatra selatan sampai Aceh. Pada 2015 harus selesai,” terangnya. Kalau program itu berjalan lancar, nanti hanya menyisakan Papua dan sebagian Maluku yang  masih menggunakan minyak tanah.  Star 2015 , jumlah minyak tanah yang didistribusikan hanya 800 ribu kiloliter (kl). dibanding tahun lalu yang 1,5 juta kl.(dim/c22/oki/radarsby)