Gresik {radarjatim.co~ Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur melalui Kepala Seksi Kenelayanan, Hardono, SE., bersama Kepala Bidang Perikanan Tangkap Kabupaten Gresik, Ir. Samsul Arifin menggelar pertemuan dengan keluarga nelayan Bawean di ruangan aula lantai satu Instansi Pengelolaan Pelabuhan Perikanan yang berada di Dusun Sungai Topo Desa Sungai Teluk Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik Jawa Timur.
Pertemuan dilaksanakan Pukul 09:00 WIB dengan menghadirkan Kepala Instansi Budidaya Laut Boncong Tuban, Subandri dari Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Jatim sebagai narasumber dalam kegiatan pembinaan mata pencaharian alternatif dengan pembudidayaan potensi yang cocok di Pulau Bawean, Rabu (18/5)
Ir. Samsul Arifin selaku kepala bidang perikanan tangkap dari kabupaten Gresik, dalam sambutannya menyampaikan bahwa potensi sumberdaya pesisir yang berada di pulau Bawean sangat besar dibandingkan dengan yang di daratan yakni kurang lebih 71 km. Dimana potensi sumberdaya pesisir tersebut cukup strategis dalam menopang perekonomian masyarakat Bawean.
“Sumber Daya Manusia (SDM) nelayan Bawean 4.296 orang yang terbagi dari dua kecamatan di pulau Bawean yakni di kecamatan Sangkapura sebanyak 2.789 orang dan di kecamatan Tambak 1.507 orang atau 37,44% dari total nelayan Gresik tahun 2021 sebanyak 11.474 orang,”ungkap Samsul Arifin.
Samsul Arifin menambahkan pemanfaatan potensi sumberdaya tersebut bukan saja potensial untuk usaha perikanan tangkap, tetapi juga potensial untuk usaha budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dan sektor lainnya. Semua itu tidak terlepas dari kendala dan tantangan usaha perikanan tangkap di wilayah pesisir semakin kompleks, sehingga memerlukan kiat berusaha yang lebih kreatif dan inovatif, tegasnya.
Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Jatim melalui kepala seksi kenelayanan, Hardono Ismanto, SE, menuturkan bahwa kegiatan pembinaan Mata Pencaharian Alternatif (MPA) merupakan tindak lanjut dari kegiatan yang pernah dilakukan sebelumnya. Dimana di pulau Bawean terkait dengan kegiatan ini masih belum tersentuh. Berdasarkan survei dan permintaan dari masyarakat nelayan dengan melihat potensi yang ada di pulau Bawean, perlunya diadakan pembinaan beberapa mata pencaharian alternatif untuk keluarga nelayan guna selama musim paceklik atau tidak musim ikan (Melaut) masih bisa bekerja dengan cara budidaya ikan, udang maupun lainnya.
“Intinya masyarakat nelayan tidak hanya berdiam diri dengan keadaan, namun bisa berusaha dengan potensi yang ada di Bawean untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup keluarga, tegasnya Hardono.
Subandri, selaku narasumber dalam acara pembinaan Mata Pencaharian Alternatif, dalam pemaparannya lebih menekankan teknik budidaya, yakni tambak udang vanamei dan ikan lele yang sudah ada di pulau Bawean. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal, ungkapnya.
“Untuk meningkatkan pendapatan nelayan sekaligus kesejahteraan keluarganya, harus dikembangkan mata pencaharian alternatif bagi nelayan. Namun untuk mengembangkan usaha alternatif tersebut memerlukan strategi mengingat dari satu sisi sangat tidak mudah untuk memulai sesuatu usaha yang baru bagi masyarakat nelayan yang tingkat ketergantungannya sangat tinggi terhadap sumberdaya perikanan, sedangkan disisi lain suatu usaha yang baru biasanya juga rentan untuk bertahan,” tegasnya.
Setelah acara kegiatan pembinaan mata pencaharian alternatif (MPA) digelar oleh Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Jatim, semua peserta dari keluarga nelayan diajak untuk melihat secara langsung terkait budidaya tambak udang vanamei dan ikan lele yang masih tradisional yang ada di pulau Bawean, Rabu (18/5/2022).
Fairi ~ Rj