CSR Perusahaan di Gresik Disinyalir Tidak Linier Dengan Program Pengentasan Kemiskinan

Inilah landmark Gajah mungkur yang menjadi polemik dibangun dengan dana CSR sekitar miliaran Rupiah di Perlimaan jalan Raya Sukorame yang dinilai tidak bermanfaat bagi warga Gresik 

Gresik [Radarjatim. co-Hampir setiap hari kita berjumpa dengan para anak jalanan dan pengamen cilik, banyak berkeliaran di Kabupaten Gresik. Hal ini bisa dilihat saat kita Ngopi di Warung – warung Kopi, di Sekitar Jalanan Manyar Tugu Kecamatan Manyar dan Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik, mulai siang sampai malam anak jalanan silih berganti berdatangan.

Sementara informasi yang didapat awak media di Kabupaten Gresik ada sekitar 1200 Perusahaan, baik kecil sampai besar, serta skala nasional dan internasional, kemudian Adanya beberapa Kawasan Industri yang juga bertebaran di Kabupaten Gresik. Selama ini Coorporate social responsibility (CSR ) dari ratusan Perusahaan Swasta dan BUMN di Kabupaten Gresik, belum berdampak efektif dalam Pengentasan Kemiskinan, karena terbukti anak putus sekolah, anak jalanan, dan pengamen cilik masih banyak dijumpai.

Menteri BUMN Erick Thohir telah mencanangkan BUMN Peduli, yaitu dengan memberikan CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan kepada warga sekitar perusahaan, khususnya perusahaan yang bergerak di Migas, seperti Perusahaan Gas Negara atau PGN SAKA. Antara lokasi tambang dengan lokasi kantornya berbeda tempat (April 2020).

Kepala Desa Randuboto Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik Andi Sulandra, saat ditemui awak media menyampaikan “Desa kami punya Wisata Air di sekitar pinggiran laut dan Desa Randuboto dekat laut, namun selama ini saya tidak tahu ada Penambangan atau Eksplorasi Minyak serta Gas Bumi di Sidayu yang dilakukan salah satu BUMN” (14/07/2020).

Kemudian hal senada juga terjadi di Warga Desa Tanjangawan Kecamatan Ujung Pangkah Gresik, Kepala Desa Anang menyampaikan “Selama ini desa kami gak pernah dapat CSR apapun dari perusahaan ataupun BUMN, apalagi selama Pandemi Covid-19 kami tidak dapat bansos dari BUMN atau Perusahaan Swasta” (14/07/2020).
Awak media mencoba telusuri di Kecamatan Ujung Pangkah dan Sidayu, kemudian di Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Memang selama ini telah ada eksplorasi minyak dan gas bumi di Ujung Pangkah dan Sidayu, namanya Blok West Pangkah dan Lapangan Sidayu yang dikerjakan oleh PGN Saka, serta yang berkantor di Kawasan Industri Maspion atau KIM, terletak di Kecamatan Manyar Gresik. Bisa dilihat pada kanal berita https:// pgn.co.id/ landingberita?value=ItfdEb7VKEqotVC81Zvo1g==. Kanal berita ini memang memberikan informasi, terkait PGN SAKA gelontorkan CSR pada beberapa desa yang ada di Ujung Pangkah, desa – desa di Kecamatan Sidayu tidak ada yang mendapat gelontoran CSR.

Selanjutnya di Manyar Komplek atau tiga Desa di Kecamatan Manyar yaitu Desa Manyarrejo, Manyar Sidomukti, dan Manyar Sidorukun, memang pernah mendapatkan bansos sembako dari PGN SAKA. Kepala Desa Manyar Sidomukti, Hazin menyampaikan ke awak media “PGN SAKA memberikan sekitar 100 paket sembako ke desa kami, serta dua desa lainnya di Manyar Komplek ini” Selasa (14/07/2020).

Namun di Kecamatan Manyar dan Kebomas kita bisa melihat, masih banyak warga miskin dan anak jalanan yang tidak terurus, padahal sesuai dengan Perda No 23 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan, pasal 14 menyatakan “CSR Perusahaan bisa berupa bantuan langsung, pemberdayaan ekonomi kerakyatan, dan bantuan kesejahteraan”
Terpisah Warga Gresik pemerhati sosial dan Lingkungan, Mamat sangat menyesalkan CSR yang lebih banyak digunakan membangun landmark (tetenger) dengan nilai sekitar miliaran Rupiah, masih kata Mamat pernah menghubungi Humas PT. Petrokimia Gresik (Persero), Widodo menanyakan perihal Dana CSR kenapa digunakan membangun patung gajah mungkur yang dinilai tidak bermanfaat buat warga Gresik,? Padahal jauh lebih penting (urgent buat pemberdayaan ekonomi masyarakat, pengentasan kemiskinan, peningkatan sarana & prasarana pendidikan dan kesehatan, Wah!  Kalau masalah itu masuk bidang bina lingkungan, tanyakan saja pada Bupati, pungkasnya.

Reporter: Harsus